Laporan
pratikum
I.
Judul percobaan :
korosi besi
II.
Hari/tanggal :
kamis/30 oktober 2013
III.
Tujuan :
- Untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab terjadinya korosi
-
Untuk mengetahui reaksi korosi
-
Untuk mengetahui proses terjadinya
korosi
IV.
Landasan teori :
Besi
Besi adalah
logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk kehidupan
manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Dalam
tabel periodik, besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah
logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal itu karena
beberapa hal, diantaranya:
·
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
·
Pengolahannya relatif mudah dan murah, dan
·
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan
mudah dimodifikasi.
Salah satu
kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak
kerugian karena mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang
menggunakan besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah
besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu
mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. (id.wikipedia.com)
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. (id.wikipedia.com)
korosi
Korosi merupakan
proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam lingkungan yang mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam
oleh gas oksigen di udara.
Salah
satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi, atau biasa disebut dengan
karat. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada
proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang
terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan
karat :
Anode : Fe2+ + 2e- → Fe
Katode : 2H2O → O2 + 4H+
+ 4e-
Karat disebut sebagai autokatalis
karena karat yang terjadi pada logam akan mempercepat proses pengaratan
berikutnya.korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks
antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam
bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi.
Pada
peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau
karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3. nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektro kimia.Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi. (Suroso, Asih,
dkk.2011)
Penyebab korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap
korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri
dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur
bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya.
Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang
bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan
korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa maupunan-organik.
Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif
keudara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang
terlalu asam atau basa dapat mepercepat proses korosi peralatan elektronik yang
ada dalam ruangan tersebut. Flour, hidrogen fluorida beserta
senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif. Dalam industri, bahan ini
umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik. Amoniak (NH3) merupakan
bahan kimia yang cukup banyak digunakan dalam kegiatan industri. Pada suhu dan
tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat mudah terlepas ke
udara.
( Purba, Michael.2007)
Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan
fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi
logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan
berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan
terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang
mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya
merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk
contoh korosi logam besi dalam udara lembab.( Purba, Michale. 2007 )
Dampak dari
korosi
Karatan adalah logam yang mengalami
kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian logam yang rusak dan berwarna
hitam kecoklatan pada baja disebut Karat. Secara teoritis karat adalah istilah
yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu baja, sedangkan secara umum
istilah karat lebih tepat disebut korosi. Korosi didefenisikan sebagai
degradasi material (khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya akibat
berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan proses atau reaksi
elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh
karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya
bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses
perusakannya. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses
terjadinya transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam berlaku sebagai
sel yang memberikan elektron dan lingkungannya sebagai penerima elektron.
Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi,
dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan
elektron pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana
ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan menangkap elektro-elektron yang
tertinggal pada logam. Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa.
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa
kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa
terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan.
Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi
karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)
karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)
Mencegah
terjadinya korosi
Prinsip
sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan besi
dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal dengan cara
pengecatan, dan melapisi besi dengan bahan lain misal chrom, nekel (misal pada pelg
roda sepeda kamu), penyepuhan atau galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk
dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut dengan
STAINLESS STELL atau baja tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau, alat
dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara lainnya adalah dengan apa ayang
disebut dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu menlindungi benda
besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan "menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.
besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan "menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.
( Sagala,
Polmer P. 2011 )
V.
Prosedur kerja :
1. Ambillah
empat tabung reaksi, kemudian:
a. Tambahkan 5
mL air suling ke dalam tabung 1.
b. Tambahkan 2
gram Kristal CaCl2 kemudian kapas kering ke dalam tabung 2.
c. Tambahkan
air yang sudah di didihkan ke dalam tabung 3 hingga hamper penuh.
d. Tambahkan
kira-kira 10 mL kerosin ke dalam tabung 4.
2. Amplaslah
empat batang paku besi hingga bersih, kemudian masukkan masing-masing satu ke
dalam tabung reaksi pada cara kerja no. 1 di atas
3. Tutup tabung
2 dan tabung 3 dengan prop (sumbat) karet sampai rapat.
4. Simpanlah
tabung-tabung tersebut selama 2 hari kemudian amati apa yang terjadi.
VI.
Hasil pengamatan :
Nama tabung
|
Langkah percobaan
|
Hasil
pengamatan
|
|
Hari pertama
|
Hari kedua
|
||
Tabung 1
|
a. diisi air suling 5 mL
b. di dalam tabung dimasukkan paku
c. di simpan selama 2 hari
|
Paku masih mengkilat dan air masih
jernih
|
- cairan mulai keruh
- cairan berwarna dan terdapat serbuk –serbuk kuning
- paku mengalami sedikit perkaratan
|
Tabung 2
|
a. Diisi dengan CaCl2 dan kapas
b. di dalam tabung di masukkan paku
c. udara dalam tabung kering
d. disimpan selama 2 hari
e. tabung ditutup dengan sumbat karet
|
Paku masih mengkilat
|
- di permukaan paku terdapat serbuk-serbuk hitam
- paku mengalami perkaratan
|
Tabung 3
|
a. diisi dengan air yang telah didihkan
b. didalam tabung dimasukkan paku
c.tabung ditutup dengan sumbat karet
e. disimpan selama 2 hari
|
Paku masih mengkilat dan air masih
jernih
|
- air sedikit keruh
- terdapat serbuk-serbuk kuning di air
- paku mengalami perkaratan
|
Tabung 4
|
a. diisi dengan kerosin
b. didalam tabung dimasukkan paku
c. disimpan selama 2 hari
|
Paku masih mengkilat dan air masih
jernih
|
- warna kerosin berubah menjadi bening
- paku tidak mengalami perkaratan
|
VII.
Pembahasan :
Dari hasil pengamatan tersebut, kita memberikan 4 perlakuan beda pada paku
yaitu paku yang di beri air suling, paku yang tidak terkena air, paku terkena
air mendidih, pemberian kerosin pada paku tersebut serta 2 perlakuan berbeda
pada aqua gelas yaitu aqua gelas tertutup dan tidak tertutup.
Tabung 1 : setelah
disimpan selama 2 hari tabung I mengalami perkaratan, ini disebabkan tabung I
berisi air suling dan tabung dalam keadaan terbuka. Tabung I mengalami
perkaratan dikarenakan pereduksinya adalah air (H2O) , sehingga jika
lebih mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi dengan air (O2
).
Tabung 2 : setelah
disimpan 2 hari, ternyata tabung dari hasil peneelitian kami, paku mengalami
perkaratan. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya oksigen yang masuk melalui
penutup tabung (sumbat) yang kurang tertutup rapat, sehingga mengalami
perkaratan
Literature : Pada tabung ke dua yang hanya diisi oleh kapas (dapat
menyerap air) ini ditutup, sehingga udara tidak mengalami perputaran dan tak
ada uap air. Karena tabungnya ditutup, akhirnya udara tidak dapat menguap dan
mengalami pelepasan ke udara yang lebih bebas. Sedangkan pada tabung ke IV yang
berisikan minyak tanah/kerosin tidak terjadi peristiwa redoks sehingga tidak
dapat membuat paku menjadi berkarat.
Tabung 3 : Korosi dapat terjadi
jika terdapat dua faktor penyebab korosi, yaitu air dan oksigen. Korosi tidak
dapat terjadi jika tidak terdapat salah satu dari kedua faktor tersebut. Tabung
3 berisi air yang sudah di didihkan, air yang sudah di didihkan kehilangan
oksigen terlarut, dan keadaan tabung di tutup, sehingga oksigen atau O2 dari
udara tidak dapat masuk ke tabung, akibatnya keadaan tabung tanpa oksigen atau
O2. Dalam tabung ini terdapat air, namun tidak terdapat oksigen, sehingga
korosi tidak dapat terjadi. Pada percobaan, paku pada tabung 3 berkarat, dan
air berwarna kuning kecoklatan, sehingga percobaan bertentangan dengan teori,
faktor yang dapat menyebabkan hal ini antara lain adalah, tidak bersihnya paku
saat dibersihkan, pada paku masih terdapat sedikit sisa karat, sisa karat
mengandung oksigen, sehingga keadaan tabung 3 yang seharusnya tanpa oksigen,
menjadi mengandung oksigen. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh
keterlambatan dalam menutup tabung 3 saat percobaan, sehingga oksigen di udara
sudah berreaksi dengan air yang awalnya telah tidak mengandung oksigen
terlarut, dan menjadikan air tersebut mengandung oksigen. Adanya air, ditambah
juga terdapatnya oksigen dalam tabung, menjadikan paku pada tabung ini berkarat
dan air berwarna kuning kecoklatan.
Tabung 4 : setelah disimpan selama 2 hari tabung 4 tidak mengalami
perkaratan, hal ini dikarenakan minyak tanah tidak mengandung oksigen dan tidak
dapat berikatan dengan oksigen di udara, sehingga walaupun tabung dibuka,
keadaan paku dan sekitar paku dalam tabung bebas dari oksigen. Selain itu, pada
tabung ini juga tidak terdapat air sama sekali. Keadaan tanpa oksigen dan air
ini tidak memungkinkan terjadinya reaksi perkaratan/korosi, sehingga paku pada
tabung 4 seharusnya tidak berkarat.
VIII.
Kesimpulan :
Dari percobaan atau pengamatan tersebut bisa kita
dapatkan bahwa
1. paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang di
dalam gelas yang di isi air tanpa di tutup, karena perkaratan pada paku
tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Air.
2. Faktor
penyebab besi berkarat adalah O2, H2O, dan pH. Bila
konsentrasi O2, H2O, dan pH naik, maka kecepatan korosi
akan naik. Agar tidak terjadi perkaratan yang tidak kita kehendaki seperti pada
pagar besi, maka kita harus melapisi pagar besi dengan cat atau logam yang
tahan korosi agar tidak di pengaruhi oleh O2 dan H2O.
IX.
Daftar pustaka
Suroso, Asih, dkk.2011. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII
Semester 1.
Aspirasi
Purba, Michael. 2007. KIMIA untuk Kelas XII. Jakarta : Erlangga
Sagala, Polmer P. 2011. Jago KIMIA SMA Kelas 1, 2, 3. Jakarta : Kawan Pustaka
Justiana Sandri. dan
Muhtaridi. 2009. Chemistry 3 for Senior High School Year XII. Jakarta :
Yudhistira.
X.
Pertanyaan analisis data
a. Pertanyaan
1) Apakah tabung dimana paku
berkarat terdapat oksigen dan air?
2) Apakah tabung dimana paku tidak
berkarat tidak terdapat oksigen atau air?
b. Jawab
pertanyaan
1) Ya, pada
gelas yang ada pakunya berkarat terdapat oksigen dan air. Karena logam yang
berada di dalam gelas berisi air suling, dan air panas yang tertutup dalam
mengalami oksidasi, karena di dalam air suling dan air panas terdapat oksigen
dan uap air. Logam yang berada di air suling , karena oksigen yang berada pada
air panas sebagian besar sudah menguap ke udara, jadi kandungan oksigen di air
panas tersebut hanya sedikit.
2) Ya, gelas
yang pakunya tidak berkarat tidak terdapat oksigen dan air. Karena oksigen yang
terkandung dalam gelas tersebut di serap oleh silica gel, sehingga logam yang
tidak berkarat dapat beroksidasi dengan oksigen. Sedangkan logam yang di
masukkan ke dalam minyak tanah tidak mengalami korosi, karena oksigen tidak
dapat menembus minyak tanah sehingga logam tidak dapat beroksidasi dengan
oksigen dan uap air.
Lampiran
Tabung 1
|
Tabung 2
|
Tabung 3
|
Tabung 4
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar