KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................
1
DAFTAR ISI............................................................................................... 2
I.
PENDAHULUAN......................................................................... 3
1.1 Latar
belakang.......................................................................... 3
1.2 Tujuan
penulisan.......................................................................
3
1.3 Metode
penulisan..................................................................... 4
II.
PEMBAHASAN...........................................................................
4
2.1 Sejarah pembentukkan minyak bumi......................................
4
2.2 Fraksi minyak
bumi................................................................
6
2.3 komponen minyak bumi......................................................... 9
2.4 kegunaan minyak bumi bagi kehidupan................................ 14
2.5 Dampak dari penggunaan minyak bumi................................. 20
2.3 komponen minyak bumi......................................................... 9
2.4 kegunaan minyak bumi bagi kehidupan................................ 14
2.5 Dampak dari penggunaan minyak bumi................................. 20
III.
PENUTUP................................................................................... 24
3.1 Kesimpulan............................................................................
24
3.2 Saran....................................................................................... 24
3.2 Saran....................................................................................... 24
IV.
DAFTAR
PUSTAKA................................................................. 25
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak,
kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan
batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa
organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal
dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi
kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan
karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya
tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi
minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan
industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas
bumi ini disebut petrokimia. Dewasa ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia
tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik,
pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
1.2
Tujuan Penulisan
1.
Dapat mengetahui serta mendalami
pengetahuan penulis terkait minyak bumi.
2.
Dapat mengetahui manfaat serta
kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia.
3.
Dapat mengetahui dampak dari
penggunaan minyak bumi.
1.3
Metode Penulisan
Dalam
penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode studi pustaka yaitu, dengan mengkaji
berbagai sumber tertulis diantaranya; buku, dan sumber-sumber dari internet.
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pembentukkan
Minyak Bumi
Ada
tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan bumi, yaitu :
Pertama, ada “bebatuan asal” (source
rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak bumi.
Kedua, adanya
perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan
reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori
(porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya
jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur
bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi
gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat
menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau
jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi
akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.
Temperatur bawah
tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya
dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur
kurang dari 65oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 26oC.
ada 3 macam yang
digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu: young-shallow,
old-shallow, dan old-deep.
·
Minyak bumi young-shallow biasanya
bersifat masam (sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan
kandungan sulfurnya tinggi.
·
Minyak old-shallow biasanya kurang
kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai paraffin yang lebih pendek.
·
Minyak bumi old-deep membutuhkan
waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga
viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S
yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah yang dikatakan paling
“sweet”. Minyak semacam inilah yang paling diinginkan karena dapat menghasilkan
bensin (gasoline) yang paling banyak.
Deposit
yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk
mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini,
molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan
dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian
mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi
minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui
berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta
tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta
dan 270-juta tahun.
2.2 Fraksi Minyak Bumi
Minyak mentah ( crude oil )
sebagian besar tersusun dari senyawa-senyawa hidrokarbon jenuh (alkana). Adapun
hidrokarbon tak jenuh (alkena, alkuna dan alkadiena) sangat sedikit dikandung
oleh minyak bumi, sebab mudah mengalami adisi menjadi alkana. Oleh karena
minyak bumi berasal dari fosil organisme, mak minyak bumi mengandung
senyawa-senyawa belerang (0,1 sampai 7%), nitrogen (0,01 sampai 0,9%), oksigen
(0,6-0,4%) dan senyawa logam dalam jumlah yang sanagt kecil. Minyak mentah
dipisahkan menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses destilasi
(penyulingan).
Pemisahan minyak mentah ke dalam komponen-komponen
murni (senyawa tunggal) tidak mungkin dilakukan dan juga tidak prakstis sebab
terlalu banyak senyawa yang ada dalam minyak tersebut dan senyawa hidrokarbon
memiliki isomer-isomer dengan titik didih yang berdekatan. Fraksi-fraksi yang
diperoleh dari destilasi minyak bumi adalah campuran hidrokarbon yang mendidih
pada trayek suhu tertentu. Misalnya fraksi minyak tanah (kerosin) tersusun dari
campuran senyawa-senyawa yang mendidih antar 180 0 C-250 0
C. Proses destilasi dikerjakan dengan menggunakan kolom atau menara destilasi .
Proses
pertama dalam pemrosesan minyak bumi adalah fraksionasi dari minyak mentah
dengan menggunakan proses destilasi bertingkat, adapun hasil yang diperoleh
adalah sebagai berikut:
Sisa :
- Minyak
bisa menguap : minyak-minyak pelumas, lilin, parafin, dan vaselin.
- Bahan
yang tidak bisa menguap : aspal dan arang minyak bumi
Kegunaan Minyak Bumi berdasarkan fraksinya adalah
sebagai berikut:
2.3 Komponen
Minyak Bumi
Minyak bumi adalah campuran komplek
hidrokarbon plus senyawaan organik dari Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan
senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan
Tembaga. Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan
berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur lapangan
minyak dan juga kedalaman sumur. Dalam minyak bumi parafinik ringan mengandung
hidrokarbon tidak kurang dari 97 % sedangkan dalam jenis asphaltik berat paling
rendah 50 %.
Komponen Hidrokarbon
Perbandingan unsur-unsur yang
terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan atas hasil analisa,
diperoleh data sebagai berikut :
- Karbon : 83,0-87,0 %
- Hidrogen
: 10,0-14,0 %
- Nitrogen
: 0,1-2,0 %
- Oksigen
: 0,05-1,5 %
- Sulfur : 0,05-6,0 %
Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi
diklasifikasikan atas tiga golongan, yaitu :
- golongan
parafinik
- golongan
naphthenik
- golongan
aromatik
- sedangkan
golongan olefinik umumnya tidak ditemukan dalam crude oil, demikian juga
hidrokarbon asetilenik sangat jarang.
Crude oil mengandung
sejumlah senyawaan non hidrokarbon, terutama senyawaan Sulfur, senyawaan
Nitrogen, senyawaan Oksigen, senyawaan Organo Metalik (dalam jumlah kecil/trace
sebagai larutan) dan garam-garam anorganik (sebagai suspensi koloidal).
1. Senyawaan Sulfur
Crude oil yang
densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula.
Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya
dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau
berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai
hasil pembakaran gasoline) dan air.
2. Senyawaan
Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak
bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi.
Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara.
Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat,
keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol.
Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam
alifatik.
3. Senyawaan
Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam
minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada
tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat
membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada
fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul
yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang
mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral
encer.
4. Konstituen
Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga,
terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi
aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak
gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya
oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat
membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel
yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory
furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga
merusakkan refractory itu.
Agar dapat diolah menjadi
produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut ke Kilang menggunakan kapal,
pipa, mobil tanki atau kereta api. Didalam Kilang, minyak bumi diolah menjadi
produk yang kita kenal secara fisika berdasarkan trayek titik didihnya
(distilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan residu (aspal)
berada pada dasar kolom fraksinasi.
Setiap trayek titik didih disebut “Fraksi”, misal :
0-50°C :
Gas
50-85°C :
Gasoline
85-105°C :
Kerosin
105-135°C :
Solar
> 135°C :
Residu (Umpan proses lebih lanjut)
Jadi, yang namanya minyak bumi atau
sering juga disebut crude oil adalah merupakan campuran dari ratusan
jenis hidrokarbon dari rentang yang paling kecil, seperti metan, yang memiliki
satu atom karbon sampai dengan jenis hidrokarbon yang paling besar yang
mengandung 200 atom karbon bahkan lebih.
Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan
berdasarkan komposisi kimianya menjadi empat jenis, yaitu :
- Parafin
- Olefin
- Naften
- Aromat
Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah
ditemukan minnyak bumi dalam bentuk olefin, maka minyak bumi kemudian
dikelompokkan menjadi tiga jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan Aromat.
Kandungan utama dari campuran
hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa isomernya. Isomer sendiri adalah
bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus kimia yang sama.
Misal pada normal-butana pada gambar berikut memiliki isomer 2-metil propana,
atau kadang disebut juga iso-butana. Keduanya memiliki rumus kimia yang sama,
yaitu C4H10 tetapi memiliki rumus bangun yang berbeda seperti tampak pada
gambar.
Jika atom karbon (C) dinotasikan
sebagai bola berwarna hitam dan atom hidrogen (H) dinotasikan sebagai bola
berwarna merah maka gambar dari normal-butan dan iso-butan akan tampak seperti
gambar berikut :
Senyawa hidrokarbon ‘normal’ sering
juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai lurus, sedangkan senyawa
isomernya atau ‘iso’ sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai
cabang. Keduanya merupakan jenis minyak
bumi jenis parafin .
Sedangkan sisa kandungan hidrokarbon
lainnya dalam minyak bumi adalah senyawa siklo-parafin yang disebut juga naften atau senyawa aromat . Berikut adalah contoh dari
siklo-parafin dan aromat.
‘Keluarga hidrokarbon’ tersebut
diatas disebut homologis, karena sebagian besar kandungan yang ada dalam minyak
bumi tersebut dapat dipisahkan kedalam beberapa jenis kemurnian untuk keperluan
komersial. Secara umum, di dalam kilang minyak bumi, pemisahan perbandingan
kemurnian dilakukan terhadap hidrokarbon yang memiliki kandungan karbon yang
lebih kecil dari C7. Pada umumnya kandungan tersebut dapat dipisahkan dan diidentifikasi,
tetapi hanya untuk keperluan di laboratorium.
Campuran siklo parafin dan aromat
dalam rantai hidrokarbon panjang dalam minyak bumi membuat minyak bumi tersebut
digolongkan menjadi minyak bumi jenis
aspaltin. Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin
murni maupun aspaltin murni, tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin
dan aspaltin. Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi jenis parafin dan
minyak bumi jenis aspaltin berdasarkan banyak atau dominasi minyak parafin atau
aspaltin dalam minyak bumi. Artinya minyak bumi dikatakan jenis parafin jika
senyawa parafinnya lebih dominan dibandingkan aromat dan/atau siklo parafinnya.
Begitu juga sebaliknya.
Dalam skala industri, produk dari
minyak bumi dikelompokkan berdasarkan rentang titik didihnya, atau berdasarkan
trayek titik didihnya. Pengelompokan produk berdasarkan titik didih ini lebih
sering dilakukan dibandingkan pengelompokan berdasarkan komposisinya. Minyak
bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni. Dalam minyak bumi
terdapat juga zat pengotor ( impurities ) berupa sulfur (belerang),
nitrogen dan logam. Pada umumnya zat pengotor yang banyak terdapat dalam minyak
bumi adalah senyawa sulfur organik yang disebut merkaptan. Merkaptan ini mirip
dengan hidrokarbon pada umumnya, tetapi ada penambahan satu atau lebih atom
sulfur dalam molekulnya.
Senyawa sulfur yang lebih kompleks
dalam minyak bumi terdapat dalam bentuk tiofen dan disulfida. Tiofen dan
disulfida ini banyak terdapat dalam rantai hidrokarbon panjang atau pada produk
distilat pertengahan (middle distillate).
Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam
minyak bumi adalah berupa senyawa halogen organik, terutama klorida, dan logam
organik, yaitu natrium (Na), Vanadium (V) dan nikel (Ni).
Titik didih minyak bumi parafin dan
aspaltin tidak dapat ditentukan secara pasti, karena sangat bervariasi,
tergantung bagaimana komposisi jumlah dari rantai hidrokarbonnya. Jika minyak
bumi tersebut banyak mengandung hidrokarbon rantai pendek dimana memiliki
jumlah atom karbon lebih sedikit maka titik didihnya lebih rendah, sedangkan
jika memiliki hidrokarbon rantai panjang dimana memiliki jumlah atom karbon
lebih banyak maka titik didihnya lebih tinggi.
2.4 Kegunaan Minyak Bumi Bagi Kehidupan
thanks ya sangat membantu.
BalasHapusnumoang copas ya.......