Kegiatan 1.1
Mengamati
struktur biji
A. Kajian
pustaka
Makhluk
hidup pada umumnya mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, kedua proses tersebut terjadi secara
bersama-sama. Adapun pengertian dari pertumbuhan adalah suatu proses
pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah sel secara irreversible (tidak
dapat kembali ke bentuk semula) yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·
Bersifat
kuantitatif, artinya dapat diukur.
·
Terdapat
pada jaringan meristem, yaitu jaringan yang senantiasa aktif
melakukan pembelahan (pada pucuk).
·
Reproduksi
secara mitosis, artinya komposisi sel induk sama dengan sel anak.
Pertumbuhan dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
·
Pertumbuhan
primer (pertumbuhan keatas/ vertikal), yaitu beraktifitasnya akar dan batang.
Pertumbuhan primer ini dialami oleh tumbuhan dikotyl dan monokotyl.
·
Pertumbuhan
sekunder (pertumbuhan kesamping), yaitu beraktifitasnya kambium (lingkar taun).
Akibat dari pertumbuhan sekunder ini adalah bertambah besarnya ukuran tumbuhan.
Sedangkan pengertian dari
perkembangan adalah proses menuju kedewasaan, adapun ciri-ciri dari
perkembangan adalah sebagai berikut:
·
Bersifat
kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dalam suatu bilangan.
·
Terdapat
pada alat reproduksi, yaitu pada tumbuhan spermatophyta, dengan alat kelamin
jantan disebut benang sari dan alat kelamin betina disebut putik.
·
Reproduksi
secara meiosis, artinya jumlah kromosom anak adalah setengahnya kromosom induk.
·
Dari
pernyataan-pernyataan diatas dapat dilihat perbedaan antara perkembangan dan
pertumbuhan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang membedakan pertumbuhan dan
perkembangan:
·
Sifat
·
Letak
·
Pembelahannya
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
1. Faktor
luar (eksternal)
·
Iklim
seperti cahaya, temperatur udara, air, angin, matahari dan gas.
·
Tanah,
meliputi tekstur dan struktur tanah, bahan organik, ketersediaan nutrien dan
pH.
·
Biologis,
seperti gulma, serangga, mikroorganisme tanah seperti bakteri pemfiksasi N2 dan
bakteri denitrifikasi serta mikorhiza.
2. Faktor
dalam (internal)
·
Gen
·
Gen
adalah faktor penentu sifat-sifat yang akan diwariskan kepada generasi
berikutnya.
·
Hormon
Hormon pertama kali dikemukakan
oleh Friedrich August Ferdinand Went, beliau menyatakan
bahwa hormon tumbuh merupakan zat yang penting dalam pertumbuhan tanaman,
hormon tumbuh juga disebut zat tumbuh yang komponennya terdiri atas senyawa
proteindengan substansi kimia yang aktif.
Pada umumnya sel-sel
yang berada pada jaringan biji dikotyl dan monokotyl tidak aktif (tidak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan), sebelum akhirnya diaktifkan melalui
suatu proses yang disebut perkecambahan. Perkecambahan merupakan permulaan atau
awal pertumbuhan embrio didalam biji.
Dengan menyerap air pada
proses perkecambahan, sel-sel yang berada pada jaringan biji akan aktif
kembali, dan selanjutnya akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi
tumbuhan baru yang dapat menghasilkan biji kembali.
Sel yang tumbuh dan berkembang
pada proses perkecambahan adalah radikula (calon akar) dan plumula (calon
batang). Perkecambahan dibagi menjadi dua macam:
a. Perkecambahan
epigeal
Hipokotil memanjang, sehingga
posisi kotiledon terangkat ke permukaan tanah. Perkecambahan ini dialami oleh
tumbuhan dikotyl.
b. Perkecambahan
hipogeal
Epikotyl memanjang,
sehingga posisi kotiledon tetap berada dibawah permukaan tanah. Perkecambahan
ini dialami oleh tumbuhan monokotyl.
Selama proses perkecambahan
tumbuhan belum dapat membuat makanan sendiri, untuk mencukupi kebutuhan
pertumbuhannya tumbuhan memperoleh makanan yang berasal dari cadangan makanan
di dalam keping biji (kotiledon). Pada tanaman dikotyl, kotiledon ini akan
hilang apabila tumbuhan telah mencapai kedewasaan, yakni telah terbentuknya
bagian tubuh tumbuhan yaitu akar, batang dan daun.
Apabila ketiga komponen tubuh
tersebut telah terbentuk, tumbuhan tidak lagi memerlukan kotiledon untuk
memperoleh kebutuhannya, namun tumbuhan akan memperolehnya dari proses
fotosintesis dan penyerapan air dan nitrogen.
B. Alat dan bahan
1. Kacang
hijau
2. Biji
jagung
3. Pisau/cutter
C.
Prosedur kerja
1. Amatiilah
beberapa biji dikotil (misalnya kacang tanah, kedelai, kacang hijau, da buncis)
2. Belahlah
biji da bandingkan dengan gambar
3. Selanjutnya,
amati juga biji jagung (atau tanaman monokotil lainnya), gambarlah, dan buatlah
laporan pengamatan
D.
Hasil pengamatan
E.
Pembahasan
Praktikum kali ini mengamati struktur biji, langkah pertama
yang harus dilakukan untuk mengetahui struktur biji adalah merendam biji yang
akan diamati selama kurang lebih 12 jam, agar biji melunak dan mudah dipotong
untuk melakukan pengamatan bagian-bagian strukturnya. Ksetelah biji melunak
dilakukan pemotongan secara vertical dan horisontal atau membujur dan melintang
untuk mengetahui bagian-bagian dalam dari biji. Pengamatan dilakukan dengan
memotong biji menggunakan pemes dan mengamati dengan lup atau kaca pembesar
agar bagian-bagian yang kecil dapat terlihat. Setelah dipotong biji digambar
dalam tiga bentuk yaitu utuh, potongan melintang dan horisontal serta
didefinisikan bagian-bagiannya.
Biji adalah suatu organisme yang teratur, rapi dan mempunyai
persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang
kehidupannya. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di
dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi
setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Biji
(bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang
telah masak. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan
kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang
sesuai untuk pertumbuhan.
Perbedaan struktur biji pada tanaman dikotil dan monokotil
adalah pada tanaman dikotil, plumula dan kotiledon tumbuh membesar dan
memanjang hingga muncul ke permukaan tanah. Sedangkan pada tanaman monokotil
plumula terlebih dahulu menembus koleoptil sebelum melanjutkan pertumbuhannya.
Sehingga Nampak saat perkecambahan, pada biji dikotil kotiledon akan terangkat
ke permukaan tanah. sedangkan pada monokotil, kotiledon akan tetap tinggal di
dalam tanah.
Kacang tanah merupakan jenis biji dikotil, dengan tipe
perkecambahan epigeal. Saat masih utuh biji kacang tanah berbentuk oval. Ketika
biji dipotong melintang biji berbentuk bulat dengan bagian tengah berongga. Namun
ketika dipotong membujur biji berbentuk oval dengan bagian tengah berongga dan
nampak plumula, kotiledon dan radikula. Biji kacang tanah memiliki kulit biji
yang tipis dan berwarna jingga sedangkan biji kacang tanah sendiri berwarna
cream dan berminyak. Bagian-bagian dari biji kacang tanah adalah: 1) Radikula,
yang berfungsi sebagai calon akar. 2) Kotiledon, berfungsi sebagai cadangan
makanan yang digunakan saat perkecambahan. 3) Plumula, berfungsi sebagai calon
daun atau pucuk. 4) Kulit biji, berfungsi melindungi biji dari kerusakan
mekanis, serangan penyakit dan kekeringan. Biji kacang tanah dapat dipisah
menjadi dua keping, hal tersebut menunjukkan bahwa biji kacang tanah merupakan
bagian dari biji dikotil.
Jagung merupakan jenis biji monokotil dan memiliki tipe
bibit hypogeal. Saat masih utuh biji jagung berbentuk bulat dengan pangkal
lancip dan bagian tengah cekung serta berwarna orange dibagian samping dan
putih di bagian yang cekung. Ketika dipotong melintang biji berbentuk bulat
lonjong dan terdapat bagian yang bersekat-sekat serta suatu bulatan. Namun ketika dipotong membujur biji berbentuk
oval lonjong, dengan ujung cekung dan bagian pangkal lancip danserta nampak
bagian-bagian seperti radikula, skutellum, plumula dan kulit biji. Fungsi dari bagian-bagian tersebut adalah: 1)
Radikula, yang berfungsi sebagai calon akar. 2) Skutellum, berfungsi sebagai
cadangan makanan yang digunakan saat perkecambahan. 3) Plumula, berfungsi
sebagai calon daun atau pucuk. 4) Kulit biji, berfungsi melindungi biji dari
kerusakan mekanis, serangan penyakit dan kekeringan. 5) Endosperma, berfungsi
sebagai cadangan makanan. Pada biji jagung, kulit biji lebih tebal dan mengeras
serta berwarna orange. Biji jagung tidak dapat dipisah, hal tersebut
menunjukkan bahwa biji jagung termasuk dalam golongan biji monokotil.
F.
Kesimpulan
Adapun kesimpulannya sebagai berikut :
1. Tumbuhan biji dibedakan
menjadi dua macam, yaitu biji dikotyl (keping dua) dan biji monokotyl (keping
satu).
2. Faktor –faktor yang
membedakan pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
·
Sifat
·
Letak
·
Pembelahannya
3. Pertumbuhan dibedakan
menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
4. Perbedaan antara struktur
biji dikotyl dan monokotyl terletak pada jumlah kotiledonnya.
5. Perkecambahan dibedakan
menjadi dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.
6. Biji dikotyl mengalami
perkecambahan secara epigeal, sedangkan biji monokotyl mengalami perkecambahan
hipogeal.
G.
Daftar pustaka
Jati W 2007. Biologi
Interaktif. Jakarta: Azka Press
Widhityarini D
et al. 2010. Pematahan Dormansi Benih Tanjung (Mimusops elengi l.)
dengan Skarifikasi dan Perendaman Kalium Nitrat. Jurnal Hortikultura.
Vol 2 (1) : 1 – 12
Kegiatan 1.2
Faktor
lingkungan yang memengaruhi perkecambahan
A. Kajian
pustaka
Perkecambahan adalah
peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan
berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini
memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang
cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan
monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula.
Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer,
plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil
terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama.
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu epigeal dan hipogeal.
a. Pada
perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena
terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas.
b. Pada
perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah,
sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil
yang memanjang ke arah atas.
Pada dikotil tidak
muncul koleoptil. Dari dalam tanah, kotiledonnya akan muncul ke atas permukaan
tanah bersamaan dengan munculnya daun pertama. Kotiledon akan memberi makan
bakal daun dan bakal akar sampai keduanya dapat mengadakan fotosintesis. Itulah
sebabnya, lama-kelamaan kotiledon menjadi kecil dan kisut. Perkecambahan yang
kotiledonnya terangkat ke permukaan tanah dinamakan perkecambahan epigeal.
(Moore, et al, 1995: 404).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Perkembangan dan Pertumbuhan
a. Faktor
Dalam
1) Gen
Berfungsi mengawasi
reaksi kimia di dalam sel, terutama reaksi sintesis protein dan sintesis enzim.
Gen-gen yang terbawa oleh setiap kromosom dari suatu generasi akan menentukan
sifat generasi berikutnya.
2) Hormon
Disebut zat tumbuh atau
Fitohormon. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang
dibuat pada bagian tumbuhan, sedangkan respon pertumbuhan terjadi di bagian
tumbuhan lainnya. Misalnya di akar, batang, dan daun. Hormon ditemukan pada
tahun 1928 oleh F.W. Went. Hormon tumbuhan yang telah diketahui antara lain
auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, dormin, kalin, dan asam traumalin.
b. Faktor
Luar
1) Nutrisi
(Makanan)
Umumnya tumbuhan
memerlukan makanan dari lingkungan yang berupa unsur-unsur mineral. Unsur
mineral ini berperan dalam penyusunan molekul organik. Beberapa unsur mineral
juga terdapat dalam bentuk ion anorganik dalam protoplasma. makanan tersebut
sebagai sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis berbagai komponen
sel.
a) Air
Air termasuk senyawa
utama yang dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air tumbuhan tidak bisa tumbuh.
Kekurangan air dapat menghambat aktivitas metabolisme.
b) Kelembapan
Pengaruh kelembapan
udara berbeda-beda terhadap berbagai pertumbuhan. Tanah dan udara yang lembap
berpengaruh baik bagi pertumbuhan. Kondisi lembap menyebabkan banyak air yang
diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung
aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum
dan tumbuhan bertambah besar.
c) Oksigen
Oksigen berfungsi dalam
reaksi metabolisme tumbuhan karena oksigen penting dalam respirsi yang
menghasilkan energi. Jika kekurangan oksigen, respirsi terganggu dan energi
berkurang sehingga pertumbuhan terganggu.
d) Cahaya
Cahaya sangat
diperlukan tumbuhan hijau untuk berfotosintesis. Namun cahaya juaga merupakan
faktor penghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin.
e) Suhu
Suhu
merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena berhubungan
dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan
transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang.
Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman
secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga mempunyai suhu maksimum dan
minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu tertinggi yang
memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu
terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan hidup.
Temperatur
atau suhu yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan tumbuhan .
Strategi tumbuhan dalam menghadapi temperatur yang tinggi adalah dengan
meningkatkan proses transipasi (penguapan air yang umumnya melalui daun).
Selain itu, temperatur juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang
bekerja pada proses metabolisme.
Temperature
untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan berbeda-beda.
Temperature yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tingkat
tinggi berkisar antara 0°C hingga 45°C. Contohnya, berbagai kultivar gandum
(triticum vulgare) dapat tumbuh pada kisaran temperature mendekati 0°C - 40°C.
Namun, pertumbuhannya akan optimal pada kisaran temperature 20°C - 25°C.
temperature optimum untuk pertumbuhan jagung (zea mays) berkisar antara 30°C -
35°C, tetapi jagung tidak dapat tumbuh pada temperature dibawah 12°C. Sebagian besar
tumbuhan memerlukan temperature sekitar 10°–38°C untuk
pertumbuhannya. Sebenarnya, temperature optimum pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan berkaitan dengan asal wilayah jenis tumbuhan tersebut.
Tumbuhan yang berasal dari wilayah tropis memerlukan temperature yang relative
lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis atau
kutub.
Pengaruh suhu pada
beberapa proses pertumbuhan (Proses Fisiologis)
1. Transpirasi
Pada Tanaman
Transpirasi
dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna
tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata.
Merupakan
faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada
dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu
udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih
tinggi daripada suhu udara
Pengaruh
tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu
didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di
luar daun. Kenaikan tempratur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan
temperatur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan
tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas,
maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun.
Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari
dalam daun ke udara bebas.
2. Suhu
mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju
transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
Peningkatan suhu sampai
titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas
Setelah melewati titik
optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)
B.
Alat
dan bahan
1.
Kacang hijau
2.
Thermometer
3.
Penggaris
4.
Tanah
5.
Lidi dan kertas
6.
Gelas plastic
7.
Air
C. Prosedur
kerja
1. Carilah
informasi (msalnya dengan studi pustaka) tentang factor-faktor lngkungan yang
mempengaruhi proses perkecambahan.
2. Pilihlah
salah satu factor dan tulislah sebuah rumusan masalah yang akan kamu teliti.
3. Tulislah
tujuan penelittian.
4. Rencanakan
percobaan secara kelompok
5. Lakukan
penelitian, carilah data dan lakukan analisis, kemudian buatlah kesimpulan.
6. Buatlah
laporan penelitian.
D.
Hasil pengamatan
TABEL PENGUKURAN
SUHU
HARI
|
TEMPAT
|
SUHU
|
Pertama
19, september 2013
|
Di
dalam kulkas
|
120C
|
Di
dalam ruangan
|
300C
|
|
Di
bawah pohon
|
280C
|
|
Di
bawah sinar matahari
|
290C
|
|
Kedua
20,
september 2013
|
Di
dalam kulkas
|
120C
|
Di
dalam ruangan
|
260C
|
|
Di
bawah pohon
|
230C
|
|
Di
bawah sinar matahari
|
230C
|
|
Ketiga
21,
september 2013
|
Di
dalam kulkas
|
120C
|
Di
dalam ruangan
|
260C
|
|
Di
bawah pohon
|
280C
|
|
Di
bawah sinar matahari
|
290C
|
|
Keempat
22,September
2013
|
Di
dalam kulkas
|
120C
|
Di
dalam ruangan
|
240C
|
|
Di
bawah pohon
|
280C
|
|
Di bawah
sinar matahari
|
300C
|
|
Kelima
23,
September 2013
|
Di
dalam kulkas
|
0,60C
|
Di
dalam ruangan
|
260C
|
|
Di
bawah pohon
|
280C
|
|
Di
bawah sinar matahari
|
280C
|
|
Keenam
24,
September 2013
|
Di
dalam kulkas
|
0,70C
|
Di
dalam ruangan
|
250C
|
|
Di
bawah pohon
|
300C
|
|
Di bawah
sinar matahari
|
320C
|
|
Ketujuh
25, September 2013
|
Di
dalam kulkas
|
0,60C
|
Di
dalam ruangan
|
260C
|
|
Di
bawah pohon
|
290C
|
|
Di
bawah sinar matahari
|
300C
|
1. Panjang batang (dalam cm)
Hari
|
Gelas A di dalam ruangan
|
|||||||||||||||||||||||||
Biji 1
|
Biji 2
|
Biji 3
|
Biji 4
|
Biji 5
|
Biji 6
|
Biji 7
|
Biji 8
|
Biji 9
|
Biji 10
|
|||||||||||||||||
2
|
0,5
|
0,2
|
0,3
|
0,1
|
0,5
|
0,4
|
0,6
|
0,3
|
0,4
|
0,5
|
||||||||||||||||
3
|
1,1
|
1
|
1,4
|
1,5
|
1,4
|
1
|
1,2
|
0,5
|
1
|
1,8
|
||||||||||||||||
4
|
3
|
1
|
2
|
1,5
|
2
|
1
|
4
|
0,5
|
1
|
2,5
|
||||||||||||||||
5
|
8
|
1
|
2
|
1,5
|
6
|
1
|
10
|
0,5
|
1
|
2,5
|
||||||||||||||||
6
|
14
|
1
|
2
|
1,5
|
13
|
2
|
20
|
2
|
1
|
2,5
|
||||||||||||||||
7
|
18
|
1
|
2
|
1,5
|
22
|
2
|
23
|
2,8
|
1
|
3
|
||||||||||||||||
Hari
|
Gelas B di bawah pohon
|
|||||||||||||||||||||||||
Biji 1
|
Biji 2
|
Biji 3
|
Biji 4
|
Biji 5
|
Biji 6
|
Biji 7
|
Biji 8
|
Biji 9
|
Biji 10
|
|||||||||||||||||
2
|
0,3
|
0,2
|
0,2
|
0,4
|
0,3
|
0,3
|
0,2
|
0,4
|
0,3
|
0,2
|
||||||||||||||||
3
|
1
|
1
|
1,5
|
1,4
|
0,3
|
0,4
|
1
|
1,3
|
1
|
1
|
||||||||||||||||
4
|
1
|
1
|
2
|
2
|
0,3
|
0,5
|
2
|
2
|
1
|
1
|
||||||||||||||||
5
|
1
|
1
|
2
|
3
|
0,4
|
0,6
|
-
|
2
|
1,5
|
1
|
||||||||||||||||
6
|
1
|
1
|
2
|
4
|
0,4
|
0,6
|
2,5
|
1,5
|
1
|
|||||||||||||||||
7
|
1,2
|
1,1
|
2
|
9,4
|
0,4
|
0,6
|
-
|
2,5
|
1,5
|
1
|
||||||||||||||||
Hari
|
Gelas C di atas meja terkena sinar matahari
|
|||||||||||||||||||||||||
Biji1
|
Biji 2
|
Biji 3
|
Biji 4
|
Biji 5
|
Biji 6
|
Biji 7
|
Biji 8
|
Biji 9
|
Biji 10
|
|||||||||||||||||
2
|
0,4
|
0,3
|
0,4
|
0,3
|
0,5
|
0,2
|
0,2
|
0,2
|
0,3
|
0,4
|
||||||||||||||||
3
|
1,5
|
0,4
|
1
|
1
|
1,5
|
1
|
1
|
0,3
|
1
|
1
|
||||||||||||||||
4
|
2
|
0,4
|
1
|
1
|
2,5
|
1
|
1
|
0,3
|
1
|
1
|
||||||||||||||||
5
|
2,5
|
0,5
|
1,5
|
1
|
3,5
|
1
|
1
|
0,5
|
1
|
1
|
||||||||||||||||
6
|
5
|
0,5
|
1,5
|
1
|
6,2
|
1
|
1
|
0,5
|
1
|
1
|
||||||||||||||||
7
|
5
|
0,5
|
1,5
|
1
|
7,9
|
1
|
1
|
0,5
|
1
|
1
|
||||||||||||||||
Semua batang tanaman
yang diteliti memiliki batang yang lembek.
Catatan :
*Untuk hari pertama
tidak di buat tabelnya karena masih belum ada perubahan.
E. Pembahasan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah kami lakukan diketahui bahwa pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman kacang hijau pada setiap tempat
yang berbeda yaitu di dalam ruangan , di
dalam kulkas , di bawah pohon dan dimeja terkena sinar matahari menunjukkan banyak perbedaan. Tanaman kacang hijau pada percobaan di dalam kulkas sama sekali
tidak berkembang berbeda dengan tanaman kacang hijau pada percobaan di dalam ruangan sangat tumbuh subur malah terlihat seperti berkembang
daripada tanaman kacang hijau di
tempat yang terkena sinar matahari dan di bawah pohon yang tempatnya sejuk.
Tanaman kacang
hijau pada percobaan di tempat yang
terkena sinar matahari dan di bawah pohon tampak seperti biasa saja, baik fulmula
ataupun radikula tidak nampak perkembangan secara nyata setelah penanaman. Tanaman kacang hijau pada percobaan di bawah pohon dan di tempat terkena sinar matahari tidak tumbuh secara normal seperti yang seharusnya terjadi seperti tanaman pada percobaan di dalam ruangan yang terlihat subur padahal tidak terkena
sinar matahari secara langsung. Akan tetapi perkecambahannya lebih cepat. Berbeda
dengan percobaan di bawah pohon dan
tempat yang terkena sinar matahari yang perkecambahannya sangat lambat.
Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang.
Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman
secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga mempunyai suhu maksimum dan
minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu tertinggi yang
memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu
terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan hidup.
Secara teori umumnya tumbuhan tidak tumbuh di bawah suhu 0°C dan
di atas 40°C. Suhu yang dikehendaki atau yang baik bagi pertumbuhan adalah 20°C
– 37°C. Sedangkan dalam percobaan
yang telah kami lakukan jika di urutkan berdasarkan cepat dan lambatnya
pertumbuhan dan perkembangannya di ketahui bahwa rentang suhu yang cocok adalah
24° C - 30° C (dalam ruangan), kemudian 23° C - 29° C (di bawah pohon),
selanjutnya 23° C - 32° C (tempat yang terkena sinar matahari) dan 0,6° C - 12°
C (di dalam kulkas). Jadi, suhu yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau berkisar antara 23° C - 32° C.
Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan
tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan
tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas,
maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun.
Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari
dalam daun ke udara bebas.
Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan
stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan
respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan
proses di atas. Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat:
baik secara fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim
terdegradasi).
Jadi,
suhu mempengaruhi proses pertumbuhan tumbuhan dengan mempengaruhi laju proses
transpirasi, translokasi, respirasi, hingga fotosintesis. Yang mana semakin
optimum suhu yang mempengaruhi maka laju proses-proses tersebut akan optimum
juga. Sehingga proses pertumbuhan akan optimum pula.
Sebenarnya
pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau selain di pengaruhi
oleh suhu (temperature) jugadipengaruhi oleh nutrisi, cahaya,
air dan kelembaban. Pada percobaan yang kami lakukan ini juga dapat di ketahui
bahwa intensitas cahaya dapat mempengaruhi tinggi rendahnya suhu. Selain itu,
pemberian air setiap harinya juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
F. Kesimpulan
Dari
percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
Tanaman
kacang hijau yang mengalami pertumbuhan yang paling cepat adalah kacang hijau
yang tumbuh pada rentang suhu 24° C - 30° C (dalam ruangan).
Suhu
yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau berkisar antara 23° C
- 32° C.
Pertumbuhan dan
perkembangan kacang hijau selain
di pengaruhi oleh suhu (temperature) dipengaruhi pula oleh nutrisi,
cahaya, air dan kelembaban.
G. Daftar
pustaka
Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologi 3. Esis : Jakarta
Kegiatan 1.3
Daerah
pertumbuhan kecambah
A. Kajian
pustaka
Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya
sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau
bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari
kecil menjadi besar contohnya yaitu (Wikipedia, 2012) :
- Batang
tumbuhan yang tadinya 2 cm menjadi 5 cm
- Bayi
yang beratnya 5 kg berubah menjadi 6,5 kg
- Berat
tubuh kucing yang tadinya 4 kg menjadi 6 kg
Terdapat 2 macam
pertumbuhan yaitu (Prawirohartono, 1996) :
1. Pertumbuhan
Primer, terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan
batang. Embrio memiliki 3 bagian penting :
- tunas
embrionik yaitu calon batang dan daun
- akar
embrionik yaitu calon akar
- kotiledon
yaitu cadangan makanan
Pertumbuhan tanaman
dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer. Daerah
pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya terbagi menjadi 3 daerah
yaitu :
- Daerah
pembelahan sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik),
- Daerah
pemanjangan berada di belakang daerah pembelahan,
- Daerah
diferensiasi bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan.
Sel-sel mengalami
diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral
yang akan menjadi cabang.
2. Pertumbuhan
sekunder, aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan
menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan. Prosesnya yaitu mula-mula
kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium
vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah
membentuk xilem dan floem primer. Selanjutnya parenkim akar/batang yang
terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium
intervasis. Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun
berbentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang
berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara
permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit
dimana ke dalam membentuk feloderm yatu sel-sel hidup dan ke luar membentuk
felem yaitu sel-sel mati.
Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di
defenisikan. Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel. Kedua
proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat
berbalik. Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan
tanaman memerlukan proses diferensiasi (Yuliza, 2005).
Proses
pertumbuhan sebagian besar terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel.
Umumya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apical dari tunas
akar. Pada rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di
bagian atas tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jiga terjadi pada
bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas
tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-selyang terletak
pada sisi-sisi jaringan kambium. Pertumbuhan bagian pucuk dan akar
disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik
(embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan diferensiasi
sel-selnya,bila mana tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga.
(Fahn, 1992).
Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang
terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi
aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada
batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan
aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris,
aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang
internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin
lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya
(Loveless, 1991).
Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih
tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel
dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang
terus menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas. Sel-sel
inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis.
Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang
menyebabkan akar berbentuk silindris (Campbell, dkk., 1999).
Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut
meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar).
Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel
meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke
zona pemanjangan (elongasi). Disini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali
semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan. Meristem
akan mandukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke
ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Campbell, dkk., 1999).
Proses pemanjangan akar terkonsentrasi pada sel-sel dekat ujung akar, dimana
terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan. Dari
ujung akar ke arah atas terdapat zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona
pematangan. Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang
disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem
dasar). Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan
sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel
bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Disini sel-sel memanjang sampai
sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan.
Meristem akan mandukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan
sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Campbell, dkk., 1999).
Jaringan meristem digolongkan berdasar bermacam-macam kriteria, yaitu berdasar
letaknya pada tumbuhan meristem dibadakan menjadi (Sumardi dan Pudjoarinto,
2008) :
1. Meristem
apikal yang letaknya pada ujung akar dan ujung batang.
2. Meristem
lateral yaitu meristem yang sejajat dengan permukaan organ misalnya kambium dan
felogen. Kambium pembuluh dan kambium gabus merupakan
meristem lateral. Kedua macam jaringan tersebut merupakan jaringan dewasa yang
kemudian menjadi meristematik kembali.
3. Meristem
interkalar terletak di bagian pangkal tiap buku tumbuhan rumput-rumputan. Pada
tumbuhan monokotil pemanjangan sumbu pucuk disebabkan oleh aktivitas bagian
meristematik yang terdapat di bagian ruas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi akar menurut
(Gardner, dkk., 1991) :
1. Genotipe,
karakteristik akar secara kuantitatif akan diturunkan ke generasi selanjutnya
dan dikendalikan oleh gen, perbedaan genetik ini lalu akan berinteraksi dengan
lingkungan.
2. Persaingan,
kompetisi spesies tumbuhan mengeluarkan bahan panghambat oleh akar disebut
alelopati.
3. Penghilangan
daun, pemotongan daun dapat mengurangi pertumbuhan akar dan pucuk.
4. Atmosfer
tanah, kandungan CO2 yang lebih banyak dari O2 dalam
rhizosper akan merangsang pertumbuhan akar.
5. PH,
dalam pH kurang dari 6 akan membatasi pertumbuhan akar karena meningkatkan
kelarutan Al, Mn, Fe.
6. Temperatur
tanah, temperatur optimum pertumbuhan akar lebih rendah dari bagian pucuk.
7. Kesuburan
tanah, pertumbuhan dan perkembangan akar memerlukan sumber mineral yang cukup.
8. Air,
akar tidak akan tumbuh melalui lapisan tanah yang kering.
9. Daya
mekanik dan fisik, akar mngalami resistensi mekanik terhadap pertumbuhan dari
bermacam-macam sebab, misal ukuran partikel, kurangnya penggumpalan, kompaksi
tanah dan lain-lain.
B. Alat dan bahan
1.
Duah buah cawan petri
2.
Kertas saring/Kertas
buram
3.
Benang/karet gelang
4.
Sebuah gelas kimia/gelas polos
5.
Benang halus
6.
Jepitan rambut dari kawat
7.
Tinta cina
8.
Dua kecambah kacang hijau yang berakar
lurus dan panjang 2 cm
C.
Prosedur kerja
1.
Siapkan dan bersihkan akar kecambah
kacang hijau yang akan digunakan
2.
Hubungkan kedua ujung kawat jepitan
rambut yang diregangkan dengan benang halus yang terentang
3.
Celupkan benang halus pada tinta cina,
dan buatlah 6 garis tanda dengan jarak masing-masing
3 mm pada akar, dimulai dari ujung.
4.
Letakkan kapas basah di antara dua helai
kertas saring. Tempelkan kedua kecambah pada permukaan kertas dengan akar
mrngarah ke bawah
5.
Apitlah kecambah dengan dua cawan petri
dan ikatlah dengan benang/karet gelang
6.
Letakkan cawan petri dalam gelas yang
berisi sedikit air
7.
Sesudah 3 hari percobaan, ukurlah jarak
antara dua garis tinta pada akar kecambah. Buatlah ukuran rata-rata dari kedua
kecambah tersebut.
D.
Hasil pengamatan
Daerah yang ditandai
|
Ukuran awal dengan
jarak 3 mm
|
Ukuran akhir rata-rata
(mm)
|
1
|
3 mm
|
3 mm
|
2
|
3 mm
|
3 mm
|
3
|
3 mm
|
3 mm
|
4
|
3 mm
|
4 mm
|
5
|
3 mm
|
4 mm
|
6
|
3 mm
|
4 mm
|
E.
Pembahasan
Pada
akar kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus, beberapa
kecambah mengalami perubahan.
Adanya
perbedaan pertambahan panjang pada akar Phaseolus vulgaris disebabkan
karena adanya pengaruh hormon auksin pada meritem apikal akar yang terus
membelah dan memanjang yang didukung oleh ruang yang gelap, sehingga
memperlancar kerja hormon auksin karena tidak terurai oleh cahaya.
Aktivitas
meristem apeks akar mengakibatkan akar tumbuh memanjang yang kemudian disebut
pertumbuhan primer. Namun sebenarnya, meristem apikal atau meristem apeks juga
terdapat pada bagian ujung batang. Sehingga seharusnya pada batang kecambah
juga terjadi pertambahan panjang.
Sedangkan
untuk kecambah yang tidak mengalami pertambahan panjang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Salah satunya yaitu kemungkinan kesalahan praktikan saat
pemasangan kecambah pada cawan petri sehingga terjadi kerusakan jaringan pada
kecambah, atau pada saat pemberian tinta cina. Atau faktor lain karena adanya
kealahan pengukuran hasil pengamatan oleh praktikan karena alat yang digunakan
masih sangat sederhana.
F.
Kesimpulan
` Berdasarkan hasil pengamatan yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa daerah tumbuh pada akar letaknya pada
ujung akar atau meristem apikal dengan pertumbuhan primer, sedangkan daerah
tumbuh pada batang letaknya pada meristem lateral atau pada kambium dengan
pertumbuhan sekunder.
G.
Daftar pustaka
Campbell, N. A, J. B. Reece and L. E. Mitchell, 1999. Biologi Jilid
1 Edisi 8. Erlangga: Jakarta.
Fahn, A., 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3.UGM University:
Yogyakarta.
Lampiran kegiatan 1.3
Kegiatan 1.4
Kurva
sigmoid pertumbuhan daun
A. Kajian
pustaka
Suatu hasil pengamatan pertumbuhan
tanaman yang paling sering dijumpai khususnya pada tanaman setahuun adalah
biomassa tanaman yang menunjukkan pertambahan mengikuti bentuk S dengan waktu,
yang dikenal dengan model sigmoid. Biomassa tanaman mula-mula (pada awal pertumbuhan)
meningkat perlahan, kemudian cepat dan akhirnya perlahan sampai konstan dengan
pertambahan umur tanaman. Liku demikian dapat simetris,yaitu setengah bagian
pangkal sebanding dengan setengah bagian ujung jika titik belok terletak
diantara dua asimptot. Seorang ilmuan akan tidak menerima begitu saja kenyataan
tersebut, tetapi mengajukan pertanyaan mengenai proses atau mekanisme yang
mengajukan pertanyaan mengenai proses atau mekanisme yang membuat hubungan
biomassa dengan waktu demikian, dan faktor-faktor yang mengendalikannya (Bhima,
2010).
Sebagai
jawaban dari pertanyaan tersebut beberapa pertanyaan kemudian akan muncul
seperti apakah itu karena faktor X,Y dan Z. Apakah itu karena hubungan yang
demikian di antara faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor dan proses atau
hubungan diantara satu dengan faktor lain, hipotatik akan dilahirkan yaitu yang
mendapatkan dukungan paling kuat (sesuai fakta yang tersedia). Faktor dan
hubungan yang ditempatkan tersebut kemudian ditampilkan secara bersama dalam
suatu bentuk bahasa matematik yaitu model matematik. Berbagai model pertumbuhan
telah dikembangkan atas dasar pendekatan ini. Yang dikenal dengan istilah model
mekanistik dan yang umum dijumpai . Model tersebut yang biasanya merupakan
hasil integrasi dari persamaan differensial akan diturunkan dari persamaan
sederhana. Beberapa cara tersedia dalam pendekatan kepada sistem seperti sistem
tanaman dengan produk biomassa yang meningkat secara sigmoid dengan waktu untuk
mendapatkan faktor-faktor dan proses hipotetik. Menerapkan fenomena yang sudah
dikenal cukup baik kepada suatu sistem yang sedang dipelajari merupakan suatu
pendekatan yang umum dilakukan. Sehubungan dengan hal ini tanaman dalam
pertumbuhannya dapat dipandang pada tahap awal sebagai suatu sistem yang berbentuk
ruangan (kompartemen) yang dibagi dua oleh dua sekat pemisah yang lolos air dan
kedap zat tertentu contohnya Iodium. Untuk sistem tanaman suatu kompertemen
dapat dianggap sebagai tempat substrad dan kompertemen lain sebagai tempat
produk yang dapat berupa senyawa organik atau biomassa (berat kering) jaringan,
organ atau keseluruhan tumbuhan (Sitompul,1995).
Banyak
peneliti merajahkan ukuran atau bobot organisme terhadap waktu dan ini
menghasilkan kurva pertumbuhan. Sering, kurva tersebut dapat dijelaskan dengan
fungsi matematika yang sederhana misalnya garis lurus atau kurva berbentuk S
yang sederhana. Walaupun proses metabolik dan proses fisika yang menghasilkan
kurva pertumbuhan terlalu rumit untuk dijelaskan dengan menggunakan model
sederhana., kurva sederhana sering berguna berguna dalamperujukan berbagai data
yang terukur. Lagipula, koefisien yang harus dimasukkan agar persamaan cocok
dengan kurva dapat digunakan untuk mengelompokkan efek suatu perlakuan dalam
percobaan. Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal yang dihasilkan
oleh banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun
maupun bertahunan, Pada fase logaritmik ukuran (V) bertambah secara
eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti laju kurva pertumbuhan
(dV/dt) lambat pada awalnya. Tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding
lurus dengan organisme, semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh (Bhima,
2010).
Fase
pertumbuhan logaritmik juga menunjukkan sel tunggal. Fase ini adalah fase
dimana tumbuhan tumbuh secara lambat dan cenderung singkat. Pada fase linier,
pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada waktu maksimum
selama beberapa waktu lamanya. Laju pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan
yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman oleh bagian mendatar kurva
laju tumbuh dibagian bawah. Fase senescence ditunjukkan oleh laju pertumbuhan
yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua.
(Salisbury dan Ross, 1995).
Kurva
sigmoid ini erat sekali hubungannya dengan pertumbuhan.Umumya daerah
pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apikal dari tunas akar. Pada
rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di bagian atas
tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jiga terjadi pada bagian-bagian lainnya
misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas tertentu. Pertumbuhan
lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada sisi-sisi
jaringan kambium. Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya
pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk
tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana
tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga (Garner, 1999).
B. Alat dan bahan
1. Kertas milimeter
2. Label nama sebagai penanda
3. Pisau/cutter
4. Pot/pollibag yang diisi humus, pasir dan kompos
sebagai mdia tanam dengan perbandingan 2:1:1
5. Air untuk menyiram tanaman
6. Bayfolan sebagai pupuk daun untuk tanaman
7.
Biji kcang kedelai merah (phaseolus vulgaris)
C.
Prosedur kerja
1. Biji kacang direndam di dalam air selama lebih
kurang 1-2 jam.
2. Pilih 18 biji yang baik dan berukuran seragam
3. Kupas 3 (tiga) biji dan buka kotiledonnya, kemudian
ukur panjang daun pada embrionya dengan kertas milimeter, dan hitung
rata-ratanya.
4. Tanam pada polibag sebanyak 15 biji yang
terbagidalam 5 pot (polibag0, atau tiap pot terdiri atas 3 biji
5. Siram dengan air secukupnya
6. Pelihara dalam rumah kaca selama 2 (dua) minggu
7. Amati tinggi tanaman dan jumlah daun sebagai
berikut:
a. Ukur panjang daun pertama yang merupakan sepasang
daun tunggal (petiol) pada umur 3,5,7,10, dan 14 hari. Karena dengan 3 ulangan
b. Pengukuran daun pada umur 3 hari dilakukan dengan
menggali biji, jika biji belum berkecambah dan keluar dari permukan tanah
c. Pengukuran selanjutnya dilakukan tanpa menggali
biji atau memotong daun. Tiap tanaman diberi tanda dengan kertas label yang
menunjukkan ulangan pengamatan
8.
Gambarlah grafiknya dengan panjang rata-rata daun termasuk petiolnya (cm)
sebagai ordinat dan waktu pengukuran (hari) sebagai aksis
D.
Hasil pengamatan
Hari
|
Pot 1
|
Pot 2
|
Pot 3
|
Pot 4
|
Pot 5
|
||||||||||
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
3
|
-
|
-
|
-
|
1,7
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5
|
-
|
-
|
-
|
3,3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7
|
-
|
-
|
-
|
4,7
|
-
|
-
|
1,5
|
1,2
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
-
|
-
|
-
|
5,6
|
-
|
-
|
3,1
|
3,6
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14
|
-
|
-
|
-
|
6,5
|
-
|
-
|
5,1
|
5,8
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
E.
Pembahasan
Pertumbuhan daun kacang merah yang terlihat pada table
diatas, dihari pertama, kedua, dan ketiga belum tampak pertumbuhannya. Pada
hari ketiga di pot 2 bibit kacang yang pertama daun mulai mengalami pertumbuhan dan semakin memanjang setiap
harinya, sampai hari ke empat belas seperti data pada tabel yang diatas. Pada
hari ketujuh di pot 3 bibit kacang yang pertama dan kedua daun mulai mengalami
pertumbuhan dan semakin memanjang di setiap harinya sampai hari ke empat belas.
Namun dari lima belas biji kacang merah yang ditanam hanya tiga biji kacang merah yang berhasil
tumbuh dan yang lainnya membusuk.
F.
Kesimpulan
Kurva sigmoid menyatakan laju pertumbuhan tanaman pada
tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya, maupun sel-selnya. Kurva sigmoid berbentuk
huruf S, yang menggambarkan 3 fase dalam pertumbuhan tanaman, yaitu : fase
eksponensial (logaritmik), fase linear (konstan), dan fase penuaan
(penurunan). Ketiga fase ini berkorelasi dengan umur dan tahapan pertumbuhan
tanaman. Selain tu, pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
meliputi : faktor eksternal maupun faktor internal.
G.
Daftar pustaka
[Anonim]. 2010. Kurva Sigmoid [terhubung berkala]. http://fheeyra.blogspot.com/kuva-sigmoid-fisiologi-tumbuhan.html
(22 Mei 2010)
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell, 1991. Fisiologi
Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press: Jakarta.
Kaufman. 1975. Laboratory Experiment in Plant Physiology. New
York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Latunra. 2007. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan II.
Makassar: Universitas Hasanuddin.
Salisbury, F.B dan C.W. Ross., 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid
Tiga Edisi Keempat. ITB-Press: Bandung.
Tjitrosomo, G. 1999. Botani umum 2. Angkasa : Bandung
Lampiran kegiatan 1.4
Kegiatan 1.5
Pengaruh
Intensitas Cahaya terhadap Kecepatan Tumbuh
A. Kajian
pustaka
Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume dan jumlah sel
secara irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan
dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
adalah faktor internal yang meliputi gen,dan hormone. Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan dimulai dari proses perkecambahan yang diawali proses
imbibisi (penyerapan air) yang berfungsi melarutkan cadangan makananan dan
menginduksi aktivitas enzim hidrolitik.
Aktivitas
enzim ini dikendalikan oleh gen. Aktivitas metabolik dalam perkecambahan juga
dipengaruhi oleh gen. Hormon- hormone tersebut antara lain auksin yang
berfungsi merangsang pembelahan sel-sel kambiun untuk membentuk xylem dan
floem, dan meningkatkan perkembangan bunga dan buah. Giberelin yang berfungsi
mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel, dan lain sebagainya. Faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah :
Suhu, cahaya, air, pH (Derajat keasaman), Oksigen, Nutrisi, dan Kelembapan
udara.
Intensitas
cahaya matahari adalah kualitas cahaya matahari untuk membantu tanaman untuk
tumbuh dan berfotosintesis. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi
kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi manusia , hewan dan tumbuhan
cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Tanaman memerlukan cahaya matahari
tumbuh hijau.
Dengan air tanpa cahaya matahari, tanaman
akan tumbuh tinggi dengan cepat, namun akan terlihat kuning dan kekurangan air, meskipun saat disentuh, daunnya teraba amat basah. Selain itu, bagi tumbuhan
khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses
fotosintesis.
Fotosintesis
adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang
dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Sinar matahari memang berguna bagi fotosintesis pada
tumbuhan, namun efek lain dari sinar matahari ini adalah menekan pertumbuhan
sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan tumbuhan yang diterpa cahaya matahari akan
lebih pendek daripada tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap.
Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap
makhluk hidup. Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan volume dan
bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur.
Proses
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis
bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks.
Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Tahap
pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
2. Tahap
Pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan,
peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air ke dalam
vakuola.
Pengaruh
unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal tersebut dikarenakan hampir semua
objek agronomi berupa tanaman hijau yang memiliki kegiatan fotosintesa.
Penerapan energi pelengkap dalam bentuk kerja manusia dan hewan, bahan bakar,
mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai
usaha untuk meningkatkan proses konversi energi matahari ke dalam bentuk produk
tanaman. Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman.
Hanya cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan
fotosintesisnya .
Reaksi
fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu : tahapan Reaksi Terang (
disebut juga Reaksi Hill ) dan Reaksi Gelap ( disebut juga
Reaksi Blackman atau siklus Calvin ). Masing-masing tahapan menunjukkan proses
reaksi yang berbeda. Namun keduanya merupakan satu rangkaian reaksi yang
tak terpisahkan dari reaksi fotosintesis.
B. Alat dan bahan
1.
Dua buah pot yang diisi tanah
2. Mistar
dan alat tulis
3. Air
4. Dua
puluh biji kacang hijau
C. Prosedur kerja
2.
Tanaman 10 biji kacang hijau atau kacang merah dalam
masing-masing pot. Berilah
label pada kedua pot tersebut, masing-masing pot I dan pot II.
3.
Letakkan pot I ditempat terang dan pot II ditempat
gelap, siramlah setiap hari selama
6 hari.
4.
Jika biji telah tumbuh, ukurlah panjang batang (tinggi
kecambah) dari kedua tanaman di pot tersebut. Pengukuran dimulai dari ujung
tanah hingga ujung batang.
5.
Lakukan pengukuran tersebut selama 7 hari.
6.
Tulislah hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
7.
Hitunglah rata-rata kecambah per hari untuk kedua
percobaan tersebut. Dihari ketujuh, hitunglah rata-rata tinggi kecambah secara
keseluruhan untuk tiap percobaan.
8.
Buatlah grafik pertumbuhan rata-rata kecambah kacang
hijau.
9.
Buatlah kesimpulan tentang kecepatan tumbuh kembang
kecambah pada tempat yang berbeda intensitas cahayanya.
D. Hasil pengamatan
Ø Tempat di terang
No/ hari
|
Tinggi
kecambah dalam millimeter
|
Rata-rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
5
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
-
|
2
|
2
|
2,1
|
2
|
8
|
3
|
8
|
15
|
13
|
23
|
16
|
-
|
3
|
5
|
9,4
|
3
|
40
|
13
|
10
|
65
|
62
|
76
|
62
|
-
|
5
|
8
|
34,1
|
4
|
77
|
70
|
38
|
78
|
88
|
86
|
78
|
-
|
45
|
15
|
57,5
|
5
|
98
|
91
|
57
|
95
|
106
|
101
|
99
|
-
|
67
|
34
|
74,8
|
6
|
112
|
121
|
81
|
131
|
142
|
130
|
128
|
-
|
98
|
58
|
100,1
|
7
|
147
|
157
|
113
|
165
|
178
|
162
|
156
|
-
|
125
|
70
|
127,3
|
rata – rata
|
69,57
|
65,28
|
44,14
|
78,71
|
84,42
|
82,85
|
77,28
|
-
|
49,28
|
27,42
|
57,9
|
Ø Tempat gelap
No/ hari
|
Tinggi
kecambah dalam millimeter
|
Rata-rata
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
1
|
7
|
8
|
7
|
-
|
3
|
9
|
8
|
5
|
3
|
6
|
5,6
|
2
|
13
|
37
|
37
|
-
|
10
|
39
|
33
|
10
|
20
|
24
|
22,3
|
3
|
47
|
105
|
85
|
-
|
34
|
65
|
60
|
30
|
60
|
75
|
56,1
|
4
|
118
|
265
|
209
|
-
|
95
|
193
|
185
|
116
|
197
|
190
|
156,8
|
5
|
152
|
301
|
278
|
-
|
148
|
236
|
239
|
181
|
241
|
267
|
204,3
|
6
|
247
|
345
|
340
|
-
|
182
|
295
|
282
|
239
|
285
|
302
|
251,7
|
7
|
290
|
372
|
357
|
-
|
187
|
300
|
317
|
245
|
311
|
350
|
272,9
|
Rata– rata
|
124,85
|
203,85
|
187,57
|
-
|
94,14
|
162,42
|
160,57
|
118
|
159,57
|
173,42
|
138,52
|
E.
Pembahasan
Pertumbuhan
kecambah di tempat yang gelap lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan tanaman
yang ditempatkan pada tempat terang. Adapun yang mempengaruhi perbedaan
tersebut yakni cahaya. Cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan dan fotosintesis. Cahaya merupakan faktor yang
menghambat proses pertumbuhan, sedangkan ditempat yang gelap terjadi etiolasi
dimana pertumbuhan terjadi dengan sangat cepat.
Tanaman yang
diletakkan ditempat gelap dapat tumbuh dengan cepat karena disebabkan oleh
adanya aktivitas hormon auksin yang lebih besar dibandingkan pada tempat yang
terang. Aktivitas hormon auksin dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari.
Semakin sedikit cahaya matahari maka aktivitas hormon auksin akan semakin
besar, dan sebaliknya semakin banyak cahaya matahari maka aktivitas hormon
auksin akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan karena cahaya matahari dapat merusak
hormon auksin. Hormon auksin berfungsi untuk memacu pemanjangan sel. Jadi
semakin banyak aktivitas hormon auksin maka pertumbuhan tanaman akan semakin
cepat dan sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan tanaman yang
ditempatkan di daerah gelap lebih cepat dibandingkan di daerah terang. Namun,
tumbuhan di tempat gelap akan tampak kuning, pucat, kurus, daunnya tidak
berkembang, dan lama-lama akan mati.
Perbedaan
warna pada pertumbuhan di tempat gelap dan terang dikarenakan tanaman pada
tempat yang gelap tidak dapat memproduksi makanannya sehingga tanaman
menjadi layu dan mati. Pada awalnya tanaman memiliki suatu bagian pada tubuhnya
sebagai tempat cadangan makanan tetapi ketika cadangan itu habis maka tanaman
akan menjadi layu karena tidak adanya sinar matahari.
Pertumbuhan
kecambah yang berada pada tempat gelap menyebabkan hormon auksin tidak
terhambat oleh cahaya matahari, sehingga pertumbuhannya cepat namun tidak
mempunyai cukup cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis sehingga pertumbuhannya
akan menurun. Pertumbuhan kecambah yang berada pada tempat teduh menyebabkan
sebagian hormon auksin terurai oleh cahaya matahari sehingga pertumbuhannya
tidak secepat di tempat gelap, namun tumbuhan ini mempunyai cukup cahaya untuk
fotosintesis sehingga pertumbuhannya stabil. Pertumbuhan kecambah yang berada
pada tempat terang menyebabkan sebagian besar hormon auksin terurai oleh
cahaya matahari jadi pertumbuhannya paling lama namun banyak mengandung nutrisi
yang dihasilkan dari fotosintesis. Maka percepatan tumbuhan yang baik adalah
kecambah yang berada di tempat teduh. Karena pertumbuhan perkecambahan tersebut
lebih baik, stabil dan normal.
Secara umum
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya faktor luar
dan faktor dalam. Faktor luar nya yaitu ,makanan adalah sumber energy juga
sumber materi untuk menyintesis berbagai komponen sel, air adalah senyawa yang
penting dalam tumbuhan dan sangat dibutuhkan, suhu tumbuhan memerlukan suhu
tertentu untuk dapat berkembang dengan baik yang di sebu tsuhu optimum ,
kelembapan,pengaruh kelembapan pada tiap tumbuhan berbeda-beda tergantung jenis
tanaman, cahaya,tumbuhan memerlukan cahaya untuk dapat memproses fotosistesis
dalam reaksi tersebut cahaya sangat berperan penting.
F. Kesimpulan
Tanaman
kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap tumbuh lebih cepat panjang, namun
dengan kondisi kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya tidak
berkembang. Kacang hijau dengan pengaruh cahaya lebih banyak akan tumbuh lebih
kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih pendek.
Sehingga Intensitas cahaya matahari memiliki pengaruh dalam pertumbuhan
tanaman.
G.
Daftar pustaka
Nurdiansyah, Ardi. 2011. Buku Sakti Biologi SMA. Bandung: Kaifa.
Syansuriani, Istamar, dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Tajuddin. 2011. Jago Biologi SMA. Jakarta Selatan : Kaifa.
Lampiran
kegiatan 1.5
Ø
Tempat terang
Ø Tempat
gelap
pertanyaan.
Kegiatan 1.2
1.
Pada penelitianmu, jelaskan manakah yang merupakan:
a)
Variabel bebas
b)
Variabel terikat
c)
Variabel control
Jawab :
a)
Suhu
b)
Perumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau
c)
Cahaya, air, kelembapan, dan nutrisi
2.
Apakah hipotesismu terbukti? Jika tidak, jelaskan apa
penyebabnya!
Jawab :
Iya, hipotesis kami terbukti
3.
Apabila penelitianmu menggunakan perlakuan dengan
jenis biji yang sama dan variabel bebasnya suhu, pada suhu berapakah terjadi
pertumbuhan paling baik? Apakah pada suhu kamar, atau di atas/dibawah suhu
kamar? Jelaskan mengapa hal itu terjadi!
Jawab :
suhu
yang baik untuk pertumbuhan kacang hijau berkisar antara 23° C - 32° C, suhu
kamar. Karena, kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan
tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan
tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas,
maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun.
Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari
dalam daun ke udara bebas.
4.
Apabila penelitianmu
menggunakan perlakuan dengan suhu kamar yang sama dan variabel bebasnya jenis
biji, biji apakah yang paling cepat tumbuh?
Jawab :
Biji
kacang hijau
5.
Buatlah grafik pertumbuhan
dari hasil penelitianmu!
Jawab :
-
6.
Bagaimana kesimpulan
tentang pengaruh factor lingkungan “X” terhadap perkecambahan biji?
Jawab :
Tanaman kacang
hijau yang mengalami pertumbuhan yang paling cepat adalah kacang hijau yang
tumbuh pada rentang suhu 24° C - 30° C (dalam ruangan).
Suhu yang baik
untuk pertumbuhan kacang hijau berkisar antara 23° C - 32° C.
Kegiatan 1.3
1.
Bagaimanakah
hasil rata-rata pengukuran pada akhir percobaan? Samakah dengan ukuran pada
awal percobaan? Mengapa ? jelaskan ?
Jawab :
3,7
mm, ukuran tersebut berbeda dengn ukuran pada awal percobaan, karena Adanya perbedaan pertambahan panjang pada akar Phaseolus
vulgaris disebabkan karena adanya pengaruh hormon auksin pada meritem
apikal akar yang terus membelah dan memanjang yang didukung oleh ruang yang
gelap, sehingga memperlancar kerja hormon auksin karena tidak terurai oleh
cahaya.
2.
Adakah perubahan pada daerah ujung
(1 dan 2), tengah (3 dan 4), serta daerah pangkal (5 dan 6)? Buatlah
kesimpulan!
Jawab:
perubahan terjadi pada daerah ujung (1dan2), ini dikarenakan pengaruh hormon auksin pada meritem apikal akar yang terus membelah dan memanjang yang didukung oleh ruang yang gelap
perubahan terjadi pada daerah ujung (1dan2), ini dikarenakan pengaruh hormon auksin pada meritem apikal akar yang terus membelah dan memanjang yang didukung oleh ruang yang gelap
3.
Daerah manakah yang mengalami
pertumbuhan tercepat ? apa sebabnya ?
Jawab
:
Pada
daerah ujung (1 dan 2), ini dikarenakan kerja hormon auksin
Kegiatan 1.4
1. Sebutkan tiga fase utama pertumbuhan
tanaman!
Jawab :
Fase logaritmik, fase linier, fase
penuaan
2. Kapankah pertumbuhan meningkat tajam
dan kapankah pertambahan ukuran berlangsung secara konstan? Mengapa hal itu
terjadi? Jelaskan alasanmu.
Jawab :
Pada hari ke 10 dan hari ke 14, ini
dikarenakan Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada
sisi-sisi jaringan kambium. Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya
pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk
tumbuh.
3. Mengapa kurva sigmoid merupakan
kurva pertumbuhan cepat pada fase vegetative sampai titik tertentu ?
Jawab :
karena, kurva sigmoid menunjukkan
ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase utama biasanya mudah
dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase
logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi
kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organism. Semkin
besar organisme, semakin cepat ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan ukuran
berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang
menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kemmatangan dan mulai menua. Berarti hal
ini menunjukkan bahwa kurva pertumbuhan cepat pada fase vegetative sampai titik
tertentu
4. Bagaimanakah ciri-ciri laju
pertumbuhan pada fase penuaan? Mengapa hal itu terjadi?
Jawab :
Ciri-ciri laju pertumbuhan pada fase
penuaan yaitu laju pertumbuhan yang menurun, saat tumbuhan sudah mencapai
kematangan dan mulai menua
5. Buatlah suatu kesimpulan dari hasil percobaanmu.
Jawab :
Kurva sigmoid menyatakan laju pertumbuhan tanaman pada tumbuhan lengkap,
bagian-bagiannya, maupun sel-selnya. Kurva sigmoid berbentuk huruf S, yang
menggambarkan 3 fase dalam pertumbuhan tanaman, yaitu : fase eksponensial
(logaritmik), fase linear (konstan), dan fase penuaan (penurunan).
Kegiatan 1.5
1. Apakah ada
perbedaan kecepatan tumbuhbkecambah ditempat yang terang dan ditempat yang gelap? Jelaskan jawabanmu!
Jawab :
Ada, karena umumnya cahaya
menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu
hormon pertumbuhan).
2. Apa
akibatnya jika kecambah disimpan ditempat yang gelap untuk waktu yang cukup
lama? Jelaskan!
Jawab :
Tumbuhan akan mengalami etiolasi. Tumbuhan akan menjadi cepat tumbuh
tinggi, dengan ciri-ciri batang memanjang lebih cepat, tanaman berwarna pucat,
batang bersifat lemah dan kurus, daun tidak berkembang akibat kekurangan
klorafif.
3. Menurutmu,
manakah yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, ditempat gelap atau tempat
yang terang? Jelaskan jawabanmu!
Jawab :
Tumbuhan lebih baik ditempatkan ditempat yang terang karena agar tidak
mengalami etiolasi.
4. Jelaskan
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman!
Jawab :
Tumbuhan membutuhkan cahaya.
Banyaknya cahaya yang di butuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan.
Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan
auksin (suatu hormon pertumbuhan). Hal ini dapat kita lihat pada tumbuhan yang
berada ditempat gelap akan lebih cepat
Good... perfeck.....
BalasHapus