Selasa, 22 April 2014

laporan pratikum biologi kelas XII

Kegiatan 1.1
Mengamati struktur biji
A.  Kajian pustaka
   Makhluk hidup pada umumnya mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, kedua proses tersebut  terjadi secara bersama-sama. Adapun  pengertian dari pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula) yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·         Bersifat kuantitatif, artinya dapat diukur.
·         Terdapat pada jaringan meristem, yaitu jaringan yang senantiasa aktif  melakukan  pembelahan (pada pucuk).
·         Reproduksi secara mitosis, artinya komposisi sel induk sama dengan sel anak.
Pertumbuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
·         Pertumbuhan primer (pertumbuhan keatas/ vertikal), yaitu beraktifitasnya akar dan batang. Pertumbuhan primer ini dialami oleh tumbuhan dikotyl dan monokotyl.
·         Pertumbuhan sekunder (pertumbuhan kesamping), yaitu beraktifitasnya kambium (lingkar taun). Akibat dari pertumbuhan sekunder ini adalah bertambah besarnya ukuran tumbuhan.
Sedangkan pengertian dari perkembangan adalah proses menuju kedewasaan, adapun ciri-ciri dari perkembangan adalah sebagai berikut:
·         Bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dalam suatu bilangan.
·         Terdapat pada alat reproduksi, yaitu pada tumbuhan spermatophyta, dengan alat kelamin jantan disebut benang sari dan alat kelamin betina disebut putik.
·         Reproduksi secara meiosis, artinya jumlah kromosom anak adalah setengahnya kromosom induk.
·         Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat dilihat perbedaan antara perkembangan dan pertumbuhan. Berikut ini adalah beberapa faktor yang membedakan pertumbuhan dan perkembangan:
·         Sifat
·         Letak
·         Pembelahannya
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
1.     Faktor luar (eksternal)
·         Iklim seperti cahaya, temperatur udara, air, angin, matahari dan gas.
·         Tanah, meliputi tekstur dan struktur tanah, bahan organik, ketersediaan nutrien dan pH.
·         Biologis, seperti gulma, serangga, mikroorganisme tanah seperti bakteri pemfiksasi N2 dan bakteri denitrifikasi serta mikorhiza.
2.     Faktor dalam (internal)
·         Gen
·         Gen adalah faktor penentu sifat-sifat yang akan diwariskan kepada generasi berikutnya.
·         Hormon
Hormon pertama kali dikemukakan oleh Friedrich August Ferdinand Went, beliau menyatakan bahwa hormon tumbuh merupakan zat yang penting dalam pertumbuhan tanaman, hormon tumbuh juga disebut zat tumbuh yang komponennya terdiri atas senyawa proteindengan substansi kimia yang aktif.
  Pada umumnya sel-sel yang berada pada jaringan biji dikotyl dan monokotyl tidak aktif (tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan), sebelum akhirnya diaktifkan melalui suatu proses yang disebut perkecambahan. Perkecambahan merupakan permulaan atau awal pertumbuhan embrio didalam biji.
 Dengan menyerap air pada proses perkecambahan, sel-sel yang berada pada jaringan biji akan aktif  kembali, dan selanjutnya akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menjadi tumbuhan baru yang dapat menghasilkan biji kembali.
Sel yang tumbuh dan berkembang pada proses perkecambahan adalah radikula (calon akar) dan plumula (calon batang). Perkecambahan dibagi menjadi dua macam:
a.     Perkecambahan epigeal
Hipokotil memanjang, sehingga posisi kotiledon terangkat ke permukaan tanah. Perkecambahan ini dialami oleh tumbuhan dikotyl.


b.     Perkecambahan hipogeal
 Epikotyl memanjang, sehingga posisi kotiledon tetap berada dibawah permukaan tanah. Perkecambahan ini dialami oleh tumbuhan monokotyl.
Selama proses perkecambahan tumbuhan belum dapat membuat makanan sendiri, untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhannya tumbuhan memperoleh makanan yang berasal dari cadangan makanan di dalam keping biji (kotiledon). Pada tanaman dikotyl, kotiledon ini akan hilang apabila tumbuhan telah mencapai kedewasaan, yakni telah terbentuknya bagian tubuh tumbuhan yaitu akar, batang dan daun.
Apabila ketiga komponen tubuh tersebut telah terbentuk, tumbuhan tidak lagi memerlukan kotiledon untuk memperoleh kebutuhannya, namun tumbuhan akan memperolehnya dari proses fotosintesis dan penyerapan air dan nitrogen.

B.  Alat dan bahan
1.      Kacang hijau
2.      Biji jagung
3.      Pisau/cutter

C.  Prosedur kerja
1.      Amatiilah beberapa biji dikotil (misalnya kacang tanah, kedelai, kacang hijau, da buncis)
2.      Belahlah biji da bandingkan dengan gambar
3.      Selanjutnya, amati juga biji jagung (atau tanaman monokotil lainnya), gambarlah, dan buatlah laporan pengamatan





D.  Hasil pengamatan
                 

E.  Pembahasan
Praktikum kali ini mengamati struktur biji, langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui struktur biji adalah merendam biji yang akan diamati selama kurang lebih 12 jam, agar biji melunak dan mudah dipotong untuk melakukan pengamatan bagian-bagian strukturnya. Ksetelah biji melunak dilakukan pemotongan secara vertical dan horisontal atau membujur dan melintang untuk mengetahui bagian-bagian dalam dari biji. Pengamatan dilakukan dengan memotong biji menggunakan pemes dan mengamati dengan lup atau kaca pembesar agar bagian-bagian yang kecil dapat terlihat. Setelah dipotong biji digambar dalam tiga bentuk yaitu utuh, potongan melintang dan horisontal serta didefinisikan bagian-bagiannya.
Biji adalah suatu organisme yang teratur, rapi dan mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan. Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.
Perbedaan struktur biji pada tanaman dikotil dan monokotil adalah pada tanaman dikotil, plumula dan kotiledon tumbuh membesar dan memanjang hingga muncul ke permukaan tanah. Sedangkan pada tanaman monokotil plumula terlebih dahulu menembus koleoptil sebelum melanjutkan pertumbuhannya. Sehingga Nampak saat perkecambahan, pada biji dikotil kotiledon akan terangkat ke permukaan tanah. sedangkan pada monokotil, kotiledon akan tetap tinggal di dalam tanah.

Kacang tanah merupakan jenis biji dikotil, dengan tipe perkecambahan epigeal. Saat masih utuh biji kacang tanah berbentuk oval. Ketika biji dipotong melintang biji berbentuk bulat dengan bagian tengah berongga. Namun ketika dipotong membujur biji berbentuk oval dengan bagian tengah berongga dan nampak plumula, kotiledon dan radikula. Biji kacang tanah memiliki kulit biji yang tipis dan berwarna jingga sedangkan biji kacang tanah sendiri berwarna cream dan berminyak. Bagian-bagian dari biji kacang tanah adalah: 1) Radikula, yang berfungsi sebagai calon akar. 2) Kotiledon, berfungsi sebagai cadangan makanan yang digunakan saat perkecambahan. 3) Plumula, berfungsi sebagai calon daun atau pucuk. 4) Kulit biji, berfungsi melindungi biji dari kerusakan mekanis, serangan penyakit dan kekeringan. Biji kacang tanah dapat dipisah menjadi dua keping, hal tersebut menunjukkan bahwa biji kacang tanah merupakan bagian dari biji dikotil.
Jagung merupakan jenis biji monokotil dan memiliki tipe bibit hypogeal. Saat masih utuh biji jagung berbentuk bulat dengan pangkal lancip dan bagian tengah cekung serta berwarna orange dibagian samping dan putih di bagian yang cekung. Ketika dipotong melintang biji berbentuk bulat lonjong dan terdapat bagian yang bersekat-sekat serta suatu bulatan.  Namun ketika dipotong membujur biji berbentuk oval lonjong, dengan ujung cekung dan bagian pangkal lancip danserta nampak bagian-bagian seperti radikula, skutellum, plumula dan kulit biji.  Fungsi dari bagian-bagian tersebut adalah: 1) Radikula, yang berfungsi sebagai calon akar. 2) Skutellum, berfungsi sebagai cadangan makanan yang digunakan saat perkecambahan. 3) Plumula, berfungsi sebagai calon daun atau pucuk. 4) Kulit biji, berfungsi melindungi biji dari kerusakan mekanis, serangan penyakit dan kekeringan. 5) Endosperma, berfungsi sebagai cadangan makanan. Pada biji jagung, kulit biji lebih tebal dan mengeras serta berwarna orange. Biji jagung tidak dapat dipisah, hal tersebut menunjukkan bahwa biji jagung termasuk dalam golongan biji monokotil.



F.  Kesimpulan
      Adapun kesimpulannya sebagai berikut :
1.     Tumbuhan biji dibedakan menjadi dua macam, yaitu biji dikotyl (keping dua) dan biji monokotyl (keping satu).
2.     Faktor –faktor yang membedakan pertumbuhan dan perkembangan yaitu:
·         Sifat
·          Letak
·          Pembelahannya
3.     Pertumbuhan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
4.     Perbedaan antara struktur biji dikotyl dan monokotyl terletak pada jumlah kotiledonnya.
5.     Perkecambahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.
6.     Biji dikotyl mengalami perkecambahan secara epigeal, sedangkan biji monokotyl mengalami perkecambahan hipogeal.


G.  Daftar pustaka

Jati W 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press
Widhityarini D et al. 2010.  Pematahan Dormansi Benih Tanjung (Mimusops elengi l.) dengan Skarifikasi dan Perendaman Kalium Nitrat. Jurnal Hortikultura. Vol 2 (1) : 1 – 12









Kegiatan 1.2
Faktor lingkungan yang memengaruhi perkecambahan
A. Kajian pustaka
Perkecambahan adalah peristiwa tumbuhnya embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Biji akan berkecambah jika berada dalam lingkungan yang sesuai. Proses perkecambahan ini memerlukan suhu yang cocok, banyaknya air yang memadai, persediaan oksigen yang cukup, kelembapan, dan cahaya. Struktur biji yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil akan menghasilkan struktur kecambah yang berbeda pula. Pada tumbuhan monokotil, struktur kecambah meliputi radikula, akar primer, plumula, koleoptil, dan daun pertama. Sedangkan, pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon, epikotil, dan daun pertama. Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu epigeal dan hipogeal.
a. Pada perkecambahan epigeal, kotiledon terdapat di permukaan tanah karena terdorong oleh pertumbuhan hipokotil yang memanjang ke atas.
b. Pada perkecambahan hipogeal, kotiledon tetap berada di bawah tanah, sedangkan plumula keluar dari permukaan tanah disebabkan pertumbuhan epikotil yang memanjang ke arah atas.
Pada dikotil tidak muncul koleoptil. Dari dalam tanah, kotiledonnya akan muncul ke atas permukaan tanah bersamaan dengan munculnya daun pertama. Kotiledon akan memberi makan bakal daun dan bakal akar sampai keduanya dapat mengadakan fotosintesis. Itulah sebabnya, lama-kelamaan kotiledon menjadi kecil dan kisut. Perkecambahan yang kotiledonnya terangkat ke permukaan tanah dinamakan perkecambahan epigeal. (Moore, et al, 1995: 404).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan dan Pertumbuhan
a.       Faktor Dalam
1)      Gen
Berfungsi mengawasi reaksi kimia di dalam sel, terutama reaksi sintesis protein dan sintesis enzim. Gen-gen yang terbawa oleh setiap kromosom dari suatu generasi akan menentukan sifat generasi berikutnya.

2)      Hormon
Disebut zat tumbuh atau Fitohormon. Hormon adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada bagian tumbuhan, sedangkan respon pertumbuhan terjadi di bagian tumbuhan lainnya. Misalnya di akar, batang, dan daun. Hormon ditemukan pada tahun 1928 oleh F.W. Went. Hormon tumbuhan yang telah diketahui antara lain auksin, giberelin, sitokinin, gas etilen, dormin, kalin, dan asam traumalin.
b.      Faktor Luar
1)      Nutrisi (Makanan)
Umumnya tumbuhan memerlukan makanan dari lingkungan yang berupa unsur-unsur mineral. Unsur mineral ini berperan dalam penyusunan molekul organik. Beberapa unsur mineral juga terdapat dalam bentuk ion anorganik dalam protoplasma. makanan tersebut sebagai sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis berbagai komponen sel.
a)      Air
Air termasuk senyawa utama yang dibutuhkan tumbuhan. Tanpa air tumbuhan tidak bisa tumbuh. Kekurangan air dapat menghambat aktivitas metabolisme.
b)      Kelembapan
Pengaruh kelembapan udara berbeda-beda terhadap berbagai pertumbuhan. Tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi pertumbuhan. Kondisi lembap menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum dan tumbuhan bertambah besar.
c)      Oksigen
Oksigen berfungsi dalam reaksi metabolisme tumbuhan karena oksigen penting dalam respirsi yang menghasilkan energi. Jika kekurangan oksigen, respirsi terganggu dan energi berkurang sehingga pertumbuhan terganggu.
d)      Cahaya
Cahaya sangat diperlukan tumbuhan hijau untuk berfotosintesis. Namun cahaya juaga merupakan faktor penghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin.
e)      Suhu
            Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting bagi tumbuhan karena berhubungan dengan kemampuan melakukan fotosintesis, translokasi, respirasi, dan transpirasi. Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan hidup.
            Temperatur atau suhu yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan tumbuhan . Strategi tumbuhan dalam menghadapi temperatur yang tinggi adalah dengan meningkatkan proses transipasi (penguapan air yang umumnya melalui daun). Selain itu, temperatur juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja pada proses metabolisme.
                Temperature untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Temperature yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tingkat tinggi berkisar antara 0°C hingga 45°C. Contohnya, berbagai kultivar gandum (triticum vulgare) dapat tumbuh pada kisaran temperature mendekati 0°C - 40°C. Namun, pertumbuhannya akan optimal pada kisaran temperature 20°C - 25°C. temperature optimum untuk pertumbuhan jagung (zea mays) berkisar antara 30°C - 35°C, tetapi jagung tidak dapat tumbuh pada temperature dibawah 12°C. Sebagian besar tumbuhan memerlukan temperature sekitar 10°–38°C untuk pertumbuhannya. Sebenarnya, temperature optimum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan berkaitan dengan asal wilayah jenis tumbuhan tersebut. Tumbuhan yang berasal dari wilayah tropis memerlukan temperature yang relative lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis atau kutub.

Pengaruh suhu pada beberapa proses pertumbuhan (Proses Fisiologis)
1.      Transpirasi Pada Tanaman
           Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata.
           Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara
          Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan tempratur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan temperatur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas.
2.      Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas
Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

B. Alat dan bahan
1.      Kacang hijau
2.      Thermometer
3.      Penggaris
4.      Tanah
5.      Lidi dan kertas
6.      Gelas plastic
7.      Air

C. Prosedur kerja
1.      Carilah informasi (msalnya dengan studi pustaka) tentang factor-faktor lngkungan yang mempengaruhi proses perkecambahan.
2.      Pilihlah salah satu factor dan tulislah sebuah rumusan masalah yang akan kamu teliti.
3.      Tulislah tujuan penelittian.
4.      Rencanakan percobaan secara kelompok
5.      Lakukan penelitian, carilah data dan lakukan analisis, kemudian buatlah kesimpulan.
6.      Buatlah laporan penelitian.

D.    Hasil pengamatan
TABEL PENGUKURAN SUHU



HARI
TEMPAT
SUHU
Pertama
19, september 2013
Di dalam kulkas
120C
Di dalam ruangan
300C
Di bawah pohon
280C
Di bawah sinar matahari
290C
Kedua 
20, september 2013
Di dalam kulkas
120C
Di dalam ruangan
260C
Di bawah pohon
230C
Di bawah sinar matahari
230C
Ketiga
21, september 2013
Di dalam kulkas
120C
Di dalam ruangan
260C
Di bawah pohon
280C
Di bawah sinar matahari
290C
Keempat
22,September  2013
Di dalam kulkas
120C
Di dalam ruangan
240C
Di bawah pohon
280C
Di bawah sinar matahari
300C
Kelima
23, September 2013
Di dalam kulkas
0,60C
Di dalam ruangan
260C
Di bawah pohon
280C
Di bawah sinar matahari
280C
Keenam
24, September 2013
Di dalam kulkas
0,70C
Di dalam ruangan
250C
Di bawah pohon
300C
Di bawah sinar matahari
320C
Ketujuh
25, September 2013
Di dalam kulkas
0,60C
Di dalam ruangan
260C
Di bawah pohon
290C
Di bawah sinar matahari
300C

1.     Panjang batang (dalam cm)

Hari
Gelas A di dalam ruangan
Biji 1
Biji 2
Biji 3
Biji 4
Biji 5
Biji 6
Biji 7
Biji 8
Biji 9
Biji 10
2
0,5
0,2
0,3
0,1
0,5
0,4
0,6
0,3
0,4
0,5
3
1,1
1
1,4
1,5
1,4
1
1,2
0,5
1
1,8
4
3
1
2
1,5
2
1
4
0,5
1
2,5
5
8
1
2
1,5
6
1
10
0,5
1
2,5
6
14
1
2
1,5
13
2
20
2
1
2,5
7
18
1
2
1,5
22
2
23
2,8
1
3
Hari
Gelas B di bawah pohon
Biji 1
Biji 2
Biji 3
Biji 4
Biji 5
Biji 6
Biji 7
Biji 8
Biji 9
Biji 10
2
0,3
0,2
0,2
0,4
0,3
0,3
0,2
0,4
0,3
0,2
3
1
1
1,5
1,4
0,3
0,4
1
1,3
1
1
4
1
1
2
2
0,3
0,5
2
2
1
1
5
1
1
2
3
0,4
0,6
-
2
1,5
1
6
1
1
2
4
0,4
0,6
2,5
1,5
1
7
1,2
1,1
2
9,4
0,4
0,6
-
2,5
1,5
1
Hari
Gelas C di atas meja terkena sinar matahari
Biji1
Biji 2
Biji 3
Biji 4
Biji 5
Biji 6
Biji 7
Biji 8
Biji 9
Biji 10
2
0,4
0,3
0,4
0,3
0,5
0,2
0,2
0,2
0,3
0,4
3
1,5
0,4
1
1
1,5
1
1
0,3
1
1
4
2
0,4
1
1
2,5
1
1
0,3
1
1
5
2,5
0,5
1,5
1
3,5
1
1
0,5
1
1
6
5
0,5
1,5
1
6,2
1
1
0,5
1
1
7
5
0,5
1,5
1
7,9
1
1
0,5
1
1
Semua batang tanaman yang diteliti memiliki batang yang lembek.

Catatan :
*Untuk hari pertama tidak di buat tabelnya karena masih belum ada perubahan.

E. Pembahasan
               Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman kacang hijau pada setiap tempat yang berbeda yaitu di dalam ruangan , di dalam kulkas , di bawah pohon dan dimeja terkena sinar matahari menunjukkan banyak perbedaan. Tanaman kacang hijau pada percobaan di dalam kulkas sama sekali tidak berkembang berbeda dengan tanaman kacang hijau pada percobaan di dalam ruangan sangat tumbuh subur malah terlihat seperti berkembang daripada tanaman kacang hijau di tempat yang terkena sinar matahari dan di bawah pohon yang tempatnya sejuk.
Tanaman kacang hijau pada percobaan di tempat yang terkena sinar matahari dan di bawah pohon tampak seperti biasa saja, baik fulmula ataupun radikula tidak nampak perkembangan secara nyata setelah penanamanTanaman kacang hijau pada percobaan di bawah pohon dan di tempat terkena sinar matahari tidak tumbuh secara normal seperti yang seharusnya terjadi seperti tanaman pada percobaan  di dalam ruangan yang terlihat subur padahal tidak terkena sinar matahari secara langsung. Akan tetapi perkecambahannya lebih cepat. Berbeda dengan percobaan di bawah pohon dan tempat yang terkena sinar matahari yang perkecambahannya sangat lambat.
Tumbuhan memiliki suhu optimum untuk dapat tumbuh dan berkembang. Suhu optimum merupakan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman secara ideal. Selain suhu optimum, tanaman juga mempunyai suhu maksimum dan minimum yang bisa diterima olehnya. Suhu maksimum merupakan suhu tertinggi yang memungkinkan tumbuhan masih dapat bertahan hidup. Suhu minimum merupakan suhu terendah yang memungkinkan tumbuhan bertahan hidup.
Secara teori umumnya tumbuhan tidak tumbuh di bawah suhu 0°C dan di atas 40°C. Suhu yang dikehendaki atau yang baik bagi pertumbuhan adalah 20°C – 37°C. Sedangkan dalam percobaan yang telah kami lakukan jika di urutkan berdasarkan cepat dan lambatnya pertumbuhan dan perkembangannya di ketahui bahwa rentang suhu yang cocok adalah 24° C - 30° C (dalam ruangan), kemudian 23° C - 29° C (di bawah pohon), selanjutnya 23° C - 32° C (tempat yang terkena sinar matahari) dan 0,6° C - 12° C (di dalam kulkas). Jadi, suhu yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau berkisar antara 23° C - 32° C.
Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas.
Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi. Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses di atas. Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi).
            Jadi, suhu mempengaruhi proses pertumbuhan tumbuhan dengan mempengaruhi laju proses transpirasi, translokasi, respirasi, hingga fotosintesis. Yang mana semakin optimum suhu yang mempengaruhi maka laju proses-proses tersebut akan optimum juga. Sehingga proses pertumbuhan akan optimum pula.
            Sebenarnya pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau selain di pengaruhi oleh suhu (temperature) jugadipengaruhi oleh nutrisi, cahaya, air dan kelembaban. Pada percobaan yang kami lakukan ini juga dapat di ketahui bahwa intensitas cahaya dapat mempengaruhi tinggi rendahnya suhu. Selain itu, pemberian air setiap harinya juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.

F. Kesimpulan
   Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
Tanaman kacang hijau yang mengalami pertumbuhan yang paling cepat adalah kacang hijau yang tumbuh pada rentang suhu 24° C - 30° C (dalam ruangan).
Suhu yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau berkisar antara 23° C - 32° C.
Pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau selain di pengaruhi oleh suhu (temperature) dipengaruhi pula oleh nutrisi, cahaya, air dan kelembaban.

G. Daftar pustaka
Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologi 3. Esis : Jakarta
Kegiatan 1.3
Daerah pertumbuhan kecambah
A.  Kajian pustaka
        Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang tidak bisa diukur oleh alat ukur atau bersifat kuantitatif. Atau secara bahasanya perubahan ukuran organisme dari kecil menjadi besar contohnya yaitu  (Wikipedia, 2012) :
-          Batang tumbuhan yang tadinya 2 cm menjadi 5 cm
-          Bayi yang beratnya 5 kg berubah menjadi 6,5 kg
-          Berat tubuh kucing yang tadinya 4 kg menjadi 6 kg
Terdapat 2 macam pertumbuhan yaitu (Prawirohartono, 1996) :
1.      Pertumbuhan Primer, terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting :
-          tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
-          akar embrionik yaitu calon akar
-          kotiledon yaitu cadangan makanan
Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer. Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya terbagi menjadi 3 daerah yaitu :
-          Daerah pembelahan sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik),
-          Daerah pemanjangan berada di belakang daerah pembelahan,
-          Daerah diferensiasi bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan.
Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang.
2.      Pertumbuhan sekunder, aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae  dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan. Prosesnya yaitu mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer. Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis. Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun berbentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit  dimana ke dalam membentuk feloderm yatu sel-sel hidup dan ke luar membentuk felem yaitu sel-sel mati.
            Pertumbuhan itu lebih mudah digambarkan dari pada di defenisikan. Pertumbuhan berarti pembelahan sel dan pembesaran sel. Kedua proses ini memerlukan sintesis protein dan merupakan proses yang tidak dapat berbalik. Proses differensiasi seringkali dianggap pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman memerlukan proses diferensiasi (Yuliza, 2005).
            Proses pertumbuhan sebagian besar terjadi dalam fase pembelahan dan pendewasaan sel. Umumya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apical dari tunas akar. Pada rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di bagian atas tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jiga terjadi pada bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-selyang terletak pada sisi-sisi jaringan kambium. Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan diferensiasi sel-selnya,bila mana tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga. (Fahn, 1992).
            Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya proliferasi aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya. Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm panjangnya (Loveless, 1991).
            Proses pemanjangan tunas terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan sel dalam ruas tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas. Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris (Campbell, dkk., 1999).
            Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Disini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mandukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Campbell, dkk., 1999).
            Proses pemanjangan akar terkonsentrasi pada sel-sel dekat ujung akar, dimana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan. Dari ujung akar ke arah atas terdapat zona pembelahan sel, zona pemanjangan dan zona pematangan. Zona pembelahan sel meliputi meristem apikal dan turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat di pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi). Disini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mandukung pertumbuhan secara terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut (Campbell, dkk., 1999).
            Jaringan meristem digolongkan berdasar bermacam-macam kriteria, yaitu berdasar letaknya pada tumbuhan meristem dibadakan menjadi (Sumardi dan Pudjoarinto, 2008) :
1.      Meristem apikal yang letaknya pada ujung akar dan ujung batang.
2.      Meristem lateral yaitu meristem yang sejajat dengan permukaan organ misalnya kambium dan felogen. Kambium pembuluh dan kambium gabus merupakan meristem lateral. Kedua macam jaringan tersebut merupakan jaringan dewasa yang kemudian menjadi meristematik kembali.
3.      Meristem interkalar terletak di bagian pangkal tiap buku tumbuhan rumput-rumputan. Pada tumbuhan monokotil pemanjangan sumbu pucuk disebabkan oleh aktivitas bagian meristematik yang terdapat di bagian ruas.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan distribusi akar menurut (Gardner, dkk., 1991) :
1.      Genotipe, karakteristik akar secara kuantitatif akan diturunkan ke generasi selanjutnya dan dikendalikan oleh gen, perbedaan genetik ini lalu akan berinteraksi dengan lingkungan.
2.      Persaingan, kompetisi spesies tumbuhan mengeluarkan bahan panghambat oleh akar disebut alelopati.
3.      Penghilangan daun, pemotongan daun dapat mengurangi pertumbuhan akar dan pucuk.
4.      Atmosfer tanah, kandungan CO2  yang lebih banyak dari O2 dalam rhizosper akan merangsang pertumbuhan akar.
5.      PH, dalam pH kurang dari 6 akan membatasi pertumbuhan akar karena meningkatkan kelarutan Al, Mn, Fe.
6.      Temperatur tanah, temperatur optimum pertumbuhan akar lebih rendah dari bagian pucuk.
7.      Kesuburan tanah, pertumbuhan dan perkembangan akar memerlukan sumber mineral yang cukup.
8.      Air, akar tidak akan tumbuh melalui lapisan tanah yang kering.
9.      Daya mekanik dan fisik, akar mngalami resistensi mekanik terhadap pertumbuhan dari bermacam-macam sebab, misal ukuran partikel, kurangnya penggumpalan, kompaksi tanah dan lain-lain.  

B.  Alat dan bahan
1.      Duah buah cawan petri
2.      Kertas saring/Kertas buram
3.      Benang/karet gelang
4.      Sebuah gelas kimia/gelas polos
5.      Benang halus
6.      Jepitan rambut dari kawat
7.      Tinta cina
8.      Dua kecambah kacang hijau yang berakar lurus dan panjang 2 cm


C.  Prosedur kerja
1.                  Siapkan dan bersihkan akar kecambah kacang hijau yang akan digunakan
2.                  Hubungkan kedua ujung kawat jepitan rambut yang diregangkan dengan benang halus yang terentang
3.                  Celupkan benang halus pada tinta cina, dan buatlah 6 garis tanda dengan jarak  masing-masing 3 mm pada akar, dimulai dari ujung.
4.                  Letakkan kapas basah di antara dua helai kertas saring. Tempelkan kedua kecambah pada permukaan kertas dengan akar mrngarah ke bawah
5.                  Apitlah kecambah dengan dua cawan petri dan ikatlah dengan benang/karet gelang
6.                  Letakkan cawan petri dalam gelas yang berisi sedikit air
7.                  Sesudah 3 hari percobaan, ukurlah jarak antara dua garis tinta pada akar kecambah. Buatlah ukuran rata-rata dari kedua kecambah tersebut.

D.  Hasil pengamatan  
Daerah yang ditandai
Ukuran awal dengan jarak 3 mm
Ukuran akhir rata-rata (mm)
1
3 mm
3 mm
2
3 mm
3 mm
3
3 mm
3 mm
4
3 mm
4 mm
5
3 mm
4 mm
6
3 mm
 4 mm






E.  Pembahasan
Pada akar kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus, beberapa kecambah mengalami perubahan.
 Adanya perbedaan pertambahan panjang pada akar Phaseolus vulgaris disebabkan karena adanya pengaruh hormon auksin pada meritem apikal akar yang terus membelah dan memanjang yang didukung oleh ruang yang gelap, sehingga memperlancar kerja hormon auksin karena tidak terurai oleh cahaya.
Aktivitas meristem apeks akar mengakibatkan akar tumbuh memanjang yang kemudian disebut pertumbuhan primer. Namun sebenarnya, meristem apikal atau meristem apeks juga terdapat pada bagian ujung batang. Sehingga seharusnya pada batang kecambah juga terjadi pertambahan panjang.
Sedangkan untuk kecambah yang tidak mengalami pertambahan panjang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu kemungkinan kesalahan praktikan saat pemasangan kecambah pada cawan petri sehingga terjadi kerusakan jaringan pada kecambah, atau pada saat pemberian tinta cina. Atau faktor lain karena adanya kealahan pengukuran hasil pengamatan oleh praktikan karena alat yang digunakan masih sangat sederhana.
  
F.  Kesimpulan
      ` Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa daerah tumbuh pada akar letaknya pada ujung akar atau meristem apikal dengan pertumbuhan primer, sedangkan daerah tumbuh pada batang letaknya pada meristem lateral atau pada kambium dengan pertumbuhan sekunder.

G.  Daftar pustaka
Campbell, N. A, J. B. Reece and L. E. Mitchell, 1999. Biologi Jilid 1 Edisi 8. Erlangga: Jakarta.

Fahn, A., 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3.UGM University: Yogyakarta.
Lampiran kegiatan 1.3








Kegiatan 1.4
Kurva sigmoid pertumbuhan daun
A.  Kajian pustaka
   Suatu hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang paling sering dijumpai khususnya pada tanaman setahuun adalah biomassa tanaman yang menunjukkan pertambahan mengikuti bentuk S dengan waktu, yang dikenal dengan model sigmoid. Biomassa tanaman mula-mula (pada awal pertumbuhan) meningkat perlahan, kemudian cepat dan akhirnya perlahan sampai konstan dengan pertambahan umur tanaman. Liku demikian dapat simetris,yaitu setengah bagian pangkal sebanding dengan setengah bagian ujung jika titik belok terletak diantara dua asimptot. Seorang ilmuan akan tidak menerima begitu saja kenyataan tersebut, tetapi mengajukan pertanyaan mengenai proses atau mekanisme yang mengajukan pertanyaan mengenai proses atau mekanisme yang membuat hubungan biomassa dengan waktu demikian, dan faktor-faktor yang mengendalikannya (Bhima, 2010).
Sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut beberapa pertanyaan kemudian akan muncul seperti apakah itu karena faktor X,Y dan Z. Apakah itu karena hubungan yang demikian di antara faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor dan proses atau hubungan diantara satu dengan faktor lain, hipotatik akan dilahirkan yaitu yang mendapatkan dukungan paling kuat (sesuai fakta yang tersedia). Faktor dan hubungan yang ditempatkan tersebut kemudian ditampilkan secara bersama dalam suatu bentuk bahasa matematik yaitu model matematik. Berbagai model pertumbuhan telah dikembangkan atas dasar pendekatan ini. Yang dikenal dengan istilah model mekanistik dan yang umum dijumpai . Model tersebut yang biasanya merupakan hasil integrasi dari persamaan differensial akan diturunkan dari persamaan sederhana. Beberapa cara tersedia dalam pendekatan kepada sistem seperti sistem tanaman dengan produk biomassa yang meningkat secara sigmoid dengan waktu untuk mendapatkan faktor-faktor dan proses hipotetik. Menerapkan fenomena yang sudah dikenal cukup baik kepada suatu sistem yang sedang dipelajari merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan. Sehubungan dengan hal ini tanaman dalam pertumbuhannya dapat dipandang pada tahap awal sebagai suatu sistem yang berbentuk ruangan (kompartemen) yang dibagi dua oleh dua sekat pemisah yang lolos air dan kedap zat tertentu contohnya Iodium. Untuk sistem tanaman suatu kompertemen dapat dianggap sebagai tempat substrad dan kompertemen lain sebagai tempat produk yang dapat berupa senyawa organik atau biomassa (berat kering) jaringan, organ atau keseluruhan tumbuhan (Sitompul,1995).
Banyak peneliti merajahkan ukuran atau bobot organisme terhadap waktu dan ini menghasilkan kurva pertumbuhan. Sering, kurva tersebut dapat dijelaskan dengan fungsi matematika yang sederhana misalnya garis lurus atau kurva berbentuk S yang sederhana. Walaupun proses metabolik dan proses fisika yang menghasilkan kurva pertumbuhan terlalu rumit untuk dijelaskan dengan menggunakan model sederhana., kurva sederhana sering berguna berguna dalamperujukan berbagai data yang terukur. Lagipula, koefisien yang harus dimasukkan agar persamaan cocok dengan kurva dapat digunakan untuk mengelompokkan efek suatu perlakuan dalam percobaan. Kurva pertumbuhan berbentuk S (sigmoid) yang ideal yang dihasilkan oleh banyak tumbuhan setahun dan beberapa bagian tertentu dari tumbuhan setahun maupun bertahunan, Pada fase logaritmik ukuran (V) bertambah secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). Ini berarti laju kurva pertumbuhan (dV/dt) lambat pada awalnya. Tetapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan organisme, semakin besar organisme semakin cepat ia tumbuh (Bhima, 2010).
Fase pertumbuhan logaritmik juga menunjukkan sel tunggal. Fase ini adalah fase dimana tumbuhan tumbuh secara lambat dan cenderung singkat. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan, biasanya pada waktu maksimum selama beberapa waktu lamanya. Laju pertumbuhan ditunjukkan oleh kemiringan yang konstan pada bagian atas kurva tinggi tanaman oleh bagian mendatar kurva laju tumbuh dibagian bawah. Fase senescence ditunjukkan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua. (Salisbury dan Ross, 1995).
Kurva sigmoid ini erat sekali hubungannya dengan pertumbuhan.Umumya daerah pertumbuhan terletak pada bagian bawah mesitem apikal dari tunas akar. Pada rerumputan dan monokotil lainnya daerah pertumbuhan terletak di bagian atas tiap-tiap buku atau nodus. Pertumbuhan jiga terjadi pada bagian-bagian lainnya misalnya pada daun sel-sel akan membesar pada batas tertentu. Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada sisi-sisi jaringan kambium. Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga (Garner, 1999).
B.  Alat dan bahan
1.      Kertas milimeter
2.      Label nama sebagai penanda
3.      Pisau/cutter
4.      Pot/pollibag yang diisi humus, pasir dan kompos sebagai mdia tanam dengan perbandingan 2:1:1
5.      Air untuk menyiram tanaman
6.      Bayfolan sebagai pupuk daun untuk tanaman
7.      Biji kcang kedelai merah (phaseolus vulgaris)

C.  Prosedur kerja
1.      Biji kacang direndam di dalam air selama lebih kurang 1-2 jam.
2.      Pilih 18 biji yang baik dan berukuran seragam
3.      Kupas 3 (tiga) biji dan buka kotiledonnya, kemudian ukur panjang daun pada embrionya dengan kertas milimeter, dan hitung rata-ratanya.
4.      Tanam pada polibag sebanyak 15 biji yang terbagidalam 5 pot (polibag0, atau tiap pot terdiri atas 3 biji
5.      Siram dengan air secukupnya
6.      Pelihara dalam rumah kaca selama 2 (dua) minggu
7.      Amati tinggi tanaman dan jumlah daun sebagai berikut:
a.       Ukur panjang daun pertama yang merupakan sepasang daun tunggal (petiol) pada umur 3,5,7,10, dan 14 hari. Karena  dengan 3 ulangan
b.      Pengukuran daun pada umur 3 hari dilakukan dengan menggali biji, jika biji belum berkecambah dan keluar dari permukan tanah
c.       Pengukuran selanjutnya dilakukan tanpa menggali biji atau memotong daun. Tiap tanaman diberi tanda dengan kertas label yang menunjukkan ulangan pengamatan
8.      Gambarlah grafiknya dengan panjang rata-rata daun termasuk petiolnya (cm) sebagai ordinat dan waktu pengukuran (hari) sebagai aksis


D.  Hasil pengamatan
Hari
Pot 1
Pot 2
Pot 3
Pot 4
Pot 5

1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
3
-
-
-
1,7
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
-
-
-
3,3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
-
-
-
4,7
-
-
1,5
1,2
-
-
-
-
-
-
-
10
-
-
-
5,6
-
-
3,1
3,6
-
-
-
-
-
-
-
14
-
-
-
6,5
-
-
5,1
5,8
-
-
-
-
-
-
-

E.  Pembahasan
Pertumbuhan daun kacang merah yang terlihat pada table diatas, dihari pertama, kedua, dan ketiga belum tampak pertumbuhannya. Pada hari ketiga di pot 2 bibit kacang yang pertama daun mulai mengalami  pertumbuhan dan semakin memanjang setiap harinya, sampai hari ke empat belas seperti data pada tabel yang diatas. Pada hari ketujuh di pot 3 bibit kacang yang pertama dan kedua daun mulai mengalami pertumbuhan dan semakin memanjang di setiap harinya sampai hari ke empat belas. Namun dari lima belas biji kacang merah yang ditanam  hanya tiga biji kacang merah yang berhasil tumbuh dan yang lainnya membusuk.

F.  Kesimpulan
Kurva sigmoid menyatakan laju pertumbuhan tanaman pada tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya, maupun sel-selnya. Kurva sigmoid berbentuk huruf S, yang menggambarkan 3 fase dalam pertumbuhan tanaman, yaitu : fase eksponensial (logaritmik),  fase linear (konstan), dan fase penuaan (penurunan). Ketiga fase ini berkorelasi dengan umur dan tahapan pertumbuhan tanaman. Selain tu, pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi : faktor eksternal maupun faktor internal.


G.  Daftar pustaka
[Anonim]. 2010. Kurva Sigmoid [terhubung berkala]. http://fheeyra.blogspot.com/kuva-sigmoid-fisiologi-tumbuhan.html (22 Mei 2010)
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press: Jakarta.
Kaufman. 1975. Laboratory Experiment in Plant Physiology. New York: Macmillan Publishing Co., Inc.
Latunra. 2007. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan II. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Salisbury, F.B dan C.W. Ross., 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid Tiga Edisi Keempat. ITB-Press: Bandung.
Tjitrosomo, G. 1999. Botani umum 2. Angkasa : Bandung



















Lampiran kegiatan 1.4

Kegiatan 1.5
Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Kecepatan Tumbuh
A.  Kajian pustaka
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume dan jumlah sel secara irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah faktor internal yang meliputi gen,dan hormone. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dimulai dari proses perkecambahan yang diawali proses imbibisi (penyerapan air) yang berfungsi melarutkan cadangan makananan dan menginduksi aktivitas enzim hidrolitik.
Aktivitas enzim ini dikendalikan oleh gen. Aktivitas metabolik dalam perkecambahan juga dipengaruhi oleh gen. Hormon- hormone tersebut antara lain auksin yang berfungsi merangsang pembelahan sel-sel kambiun untuk membentuk xylem dan floem, dan meningkatkan perkembangan bunga dan buah. Giberelin yang berfungsi mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel, dan lain sebagainya. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah : Suhu, cahaya, air, pH (Derajat keasaman), Oksigen, Nutrisi, dan Kelembapan udara.
Intensitas cahaya matahari adalah kualitas cahaya matahari untuk membantu tanaman untuk tumbuh dan berfotosintesis. Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi manusia , hewan dan tumbuhan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Tanaman memerlukan cahaya matahari tumbuh hijau. Dengan air tanpa cahaya matahari, tanaman akan tumbuh tinggi dengan cepat, namun akan terlihat kuning dan kekurangan air, meskipun saat disentuh, daunnya teraba amat basah. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sinar matahari memang berguna bagi fotosintesis pada tumbuhan, namun efek lain dari sinar matahari ini adalah menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan tumbuhan yang diterpa cahaya matahari akan lebih pendek daripada tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses hidup yang selalu terjadi pada setiap makhluk hidup. Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur.
Proses pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
2.      Tahap Pembesaran sel, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak. Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyerapan air ke dalam vakuola. 
Pengaruh unsur cahaya menjadi perhatian serius. Hal tersebut dikarenakan hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau yang memiliki kegiatan fotosintesa. Penerapan energi pelengkap dalam bentuk kerja manusia dan hewan, bahan bakar, mesin, alat-alat pertanian, pupuk, dan, obat-obatan tidak lain adalah sebagai usaha untuk meningkatkan proses konversi energi matahari ke dalam bentuk produk tanaman. Tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan fotosintesisnya .
Reaksi fotosintesis terdiri atas dua tahapan yaitu : tahapan Reaksi Terang ( disebut juga Reaksi Hill ) dan Reaksi Gelap ( disebut juga Reaksi Blackman atau siklus Calvin ). Masing-masing tahapan menunjukkan proses reaksi yang berbeda. Namun keduanya merupakan satu rangkaian reaksi  yang tak terpisahkan dari reaksi fotosintesis.






B.  Alat dan bahan
1.       Dua buah pot yang diisi tanah
2.       Mistar dan alat tulis
3.       Air
4.       Dua puluh biji kacang hijau

 C.  Prosedur kerja
2.      Tanaman 10 biji kacang hijau atau kacang merah dalam masing-masing pot.            Berilah label pada kedua pot tersebut, masing-masing pot I dan pot II.
3.      Letakkan pot I ditempat terang dan pot II ditempat gelap, siramlah setiap hari       selama 6 hari.
4.      Jika biji telah tumbuh, ukurlah panjang batang (tinggi kecambah) dari kedua tanaman di pot tersebut. Pengukuran dimulai dari ujung tanah hingga ujung batang.
5.      Lakukan pengukuran tersebut selama 7 hari.
6.      Tulislah hasil pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
7.      Hitunglah rata-rata kecambah per hari untuk kedua percobaan tersebut. Dihari ketujuh, hitunglah rata-rata tinggi kecambah secara keseluruhan untuk tiap percobaan.
8.      Buatlah grafik pertumbuhan rata-rata kecambah kacang hijau.
9.      Buatlah kesimpulan tentang kecepatan tumbuh kembang kecambah pada tempat yang berbeda intensitas cahayanya.






D.  Hasil pengamatan
Ø  Tempat di terang
No/ hari
Tinggi kecambah dalam millimeter
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
5
2
2
2
2
2
2
-
2
2
2,1
2
8
3
8
15
13
23
16
-
3
5
9,4
3
40
13
10
65
62
76
62
-
5
8
34,1
4
77
70
38
78
88
86
78
-
45
15
57,5
5
98
91
57
95
106
101
99
-
67
34
74,8
6
112
121
81
131
142
130
128
-
98
58
100,1
7
147
157
113
165
178
162
156
-
125
70
127,3
rata – rata
69,57
65,28
44,14
78,71
84,42
82,85
77,28
-
49,28
27,42
57,9


Ø  Tempat gelap
No/ hari
Tinggi kecambah dalam millimeter
Rata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
7
8
7
-
3
9
8
5
3
6
5,6
2
13
37
37
-
10
39
33
10
20
24
22,3
3
47
105
85
-
34
65
60
30
60
75
56,1
4
118
265
209
-
95
193
185
116
197
190
156,8
5
152
301
278
-
148
236
239
181
241
267
204,3
6
247
345
340
-
182
295
282
239
285
302
251,7
7
290
372
357
-
187
300
317
245
311
350
272,9
Rata– rata
124,85
203,85
187,57
-
94,14
162,42
160,57
118
159,57
173,42
138,52


E.  Pembahasan
Pertumbuhan kecambah di tempat yang gelap lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan tanaman yang ditempatkan pada tempat terang. Adapun yang mempengaruhi perbedaan tersebut yakni cahaya. Cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses pertumbuhan dan fotosintesis. Cahaya merupakan faktor yang menghambat proses pertumbuhan, sedangkan ditempat yang gelap terjadi etiolasi dimana pertumbuhan terjadi dengan sangat cepat.
Tanaman yang diletakkan ditempat gelap dapat tumbuh dengan cepat karena disebabkan oleh adanya aktivitas hormon auksin yang lebih besar dibandingkan pada tempat yang terang. Aktivitas hormon auksin dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari. Semakin sedikit cahaya matahari maka aktivitas hormon auksin akan semakin besar, dan sebaliknya semakin banyak cahaya matahari maka aktivitas hormon auksin akan semakin sedikit. Hal ini disebabkan karena cahaya matahari dapat merusak hormon auksin. Hormon auksin berfungsi untuk memacu pemanjangan sel. Jadi semakin banyak aktivitas hormon auksin maka pertumbuhan tanaman akan semakin cepat dan sebaliknya. Hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditempatkan di daerah gelap lebih cepat dibandingkan di daerah terang. Namun, tumbuhan di tempat gelap akan tampak kuning, pucat, kurus, daunnya tidak berkembang, dan lama-lama akan mati.
Perbedaan warna pada pertumbuhan di tempat gelap dan terang dikarenakan tanaman pada tempat  yang gelap tidak dapat memproduksi makanannya sehingga tanaman menjadi layu dan mati. Pada awalnya tanaman memiliki suatu bagian pada tubuhnya sebagai tempat cadangan makanan tetapi ketika cadangan itu habis maka tanaman akan menjadi layu karena tidak adanya sinar matahari.
Pertumbuhan kecambah yang berada pada tempat gelap menyebabkan hormon auksin tidak terhambat oleh cahaya matahari, sehingga pertumbuhannya cepat namun tidak mempunyai cukup cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis sehingga pertumbuhannya akan menurun. Pertumbuhan kecambah yang berada pada tempat teduh menyebabkan sebagian hormon auksin terurai oleh cahaya matahari sehingga pertumbuhannya tidak secepat di tempat gelap, namun tumbuhan ini mempunyai cukup cahaya untuk fotosintesis sehingga pertumbuhannya stabil. Pertumbuhan kecambah yang berada pada tempat terang  menyebabkan sebagian besar hormon auksin terurai oleh cahaya matahari jadi pertumbuhannya paling lama namun banyak mengandung nutrisi yang dihasilkan dari fotosintesis. Maka percepatan tumbuhan yang baik adalah kecambah yang berada di tempat teduh. Karena pertumbuhan perkecambahan tersebut lebih baik, stabil dan normal.
Secara umum terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan diantaranya faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar nya yaitu ,makanan adalah sumber energy juga sumber materi untuk menyintesis berbagai komponen sel, air adalah senyawa yang penting dalam tumbuhan dan sangat dibutuhkan, suhu tumbuhan memerlukan suhu tertentu untuk dapat berkembang dengan baik  yang di sebu tsuhu optimum , kelembapan,pengaruh kelembapan pada tiap tumbuhan berbeda-beda tergantung jenis tanaman, cahaya,tumbuhan memerlukan cahaya untuk dapat memproses fotosistesis dalam reaksi tersebut cahaya sangat berperan penting.

F.  Kesimpulan
Tanaman kacang hijau yang diletakkan di tempat gelap tumbuh lebih cepat panjang, namun dengan kondisi kekuningan karena kekurangan klorofil , kurus, dan daunnya tidak berkembang. Kacang hijau dengan pengaruh cahaya lebih banyak akan tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau namun batang lebih pendek. Sehingga Intensitas cahaya matahari memiliki pengaruh dalam pertumbuhan tanaman.

G.  Daftar pustaka
Nurdiansyah, Ardi. 2011. Buku Sakti Biologi SMA. Bandung: Kaifa.
Syansuriani, Istamar, dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Tajuddin. 2011. Jago Biologi SMA. Jakarta Selatan : Kaifa.



Lampiran kegiatan 1.5
Ø    Tempat terang
Left Arrow: Hari ke-1

Left Arrow: Hari ke-3

Left Arrow: Hari ke-6

Left Arrow: Hari ke-7
Ø  Tempat gelap

 
Left Arrow: Hari ke-1
 





     
    

Left Arrow: Hari ke-7
pertanyaan.

Kegiatan 1.2

1.      Pada penelitianmu, jelaskan manakah yang merupakan:
a)      Variabel bebas
b)      Variabel terikat
c)      Variabel control
Jawab : 
a)      Suhu
b)      Perumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau
c)      Cahaya, air, kelembapan, dan nutrisi

2.      Apakah hipotesismu terbukti? Jika tidak, jelaskan apa penyebabnya!
Jawab :
Iya, hipotesis kami terbukti

3.      Apabila penelitianmu menggunakan perlakuan dengan jenis biji yang sama dan variabel bebasnya suhu, pada suhu berapakah terjadi pertumbuhan paling baik? Apakah pada suhu kamar, atau di atas/dibawah suhu kamar? Jelaskan mengapa hal itu terjadi!
Jawab :
suhu yang baik untuk pertumbuhan kacang hijau berkisar antara 23° C - 32° C, suhu kamar. Karena, kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas.


4.      Apabila penelitianmu menggunakan perlakuan dengan suhu kamar yang sama dan variabel bebasnya jenis biji, biji apakah yang paling cepat tumbuh?
Jawab :
Biji kacang hijau

5.      Buatlah grafik pertumbuhan dari hasil penelitianmu!
Jawab :
-

6.      Bagaimana kesimpulan tentang pengaruh factor lingkungan “X” terhadap perkecambahan biji?
Jawab :
Tanaman kacang hijau yang mengalami pertumbuhan yang paling cepat adalah kacang hijau yang tumbuh pada rentang suhu 24° C - 30° C (dalam ruangan).
Suhu yang baik untuk pertumbuhan kacang hijau berkisar antara 23° C - 32° C.

















Kegiatan 1.3

1.      Bagaimanakah hasil rata-rata pengukuran pada akhir percobaan? Samakah dengan ukuran pada awal percobaan? Mengapa ? jelaskan ?
Jawab :
3,7 mm, ukuran tersebut berbeda dengn ukuran pada awal percobaan, karena Adanya perbedaan pertambahan panjang pada akar Phaseolus vulgaris disebabkan karena adanya pengaruh hormon auksin pada meritem apikal akar yang terus membelah dan memanjang yang didukung oleh ruang yang gelap, sehingga memperlancar kerja hormon auksin karena tidak terurai oleh cahaya.

2.      Adakah perubahan pada daerah ujung (1 dan 2), tengah (3 dan 4), serta daerah pangkal (5 dan 6)? Buatlah kesimpulan!
Jawab:
perubahan terjadi pada daerah ujung (1dan2), ini dikarenakan pengaruh hormon auksin pada meritem apikal akar yang terus membelah dan memanjang yang didukung oleh ruang yang gelap

3.      Daerah manakah yang mengalami pertumbuhan tercepat ? apa sebabnya ?
Jawab :
Pada daerah ujung (1 dan 2), ini dikarenakan kerja hormon auksin







Kegiatan 1.4

1.      Sebutkan tiga fase utama pertumbuhan tanaman!
Jawab :
Fase logaritmik, fase linier, fase penuaan

2.      Kapankah pertumbuhan meningkat tajam dan kapankah pertambahan ukuran berlangsung secara konstan? Mengapa hal itu terjadi? Jelaskan alasanmu.
Jawab :
Pada hari ke 10 dan hari ke 14, ini dikarenakan Pertumbuhan lateral terjadi dengan membesarnya sel-sel yang terletak pada sisi-sisi jaringan kambium. Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh.

3.      Mengapa kurva sigmoid merupakan kurva pertumbuhan cepat pada fase vegetative sampai titik tertentu ?
Jawab :
karena, kurva sigmoid menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Tiga fase utama biasanya mudah dikenali, yaitu fase logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding lurus dengan ukuran organism. Semkin besar organisme, semakin cepat ia tumbuh. Pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kemmatangan dan mulai menua. Berarti hal ini menunjukkan bahwa kurva pertumbuhan cepat pada fase vegetative sampai titik tertentu

4.      Bagaimanakah ciri-ciri laju pertumbuhan pada fase penuaan? Mengapa hal itu terjadi?
Jawab :
Ciri-ciri laju pertumbuhan pada fase penuaan yaitu laju pertumbuhan yang menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua



5.      Buatlah  suatu kesimpulan dari hasil percobaanmu.
Jawab :
Kurva sigmoid menyatakan laju pertumbuhan tanaman pada tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya, maupun sel-selnya. Kurva sigmoid berbentuk huruf S, yang menggambarkan 3 fase dalam pertumbuhan tanaman, yaitu : fase eksponensial (logaritmik),  fase linear (konstan), dan fase penuaan (penurunan).






















Kegiatan 1.5

1.      Apakah ada perbedaan kecepatan tumbuhbkecambah ditempat yang terang dan  ditempat yang gelap? Jelaskan jawabanmu!
Jawab :
Ada, karena umumnya cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan).

2.      Apa akibatnya jika kecambah disimpan ditempat yang gelap untuk waktu yang cukup lama? Jelaskan!
Jawab :
Tumbuhan akan mengalami etiolasi. Tumbuhan akan menjadi cepat tumbuh tinggi, dengan ciri-ciri batang memanjang lebih cepat, tanaman berwarna pucat, batang bersifat lemah dan kurus, daun tidak berkembang akibat kekurangan klorafif.

3.      Menurutmu, manakah yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, ditempat gelap atau tempat yang terang? Jelaskan jawabanmu!
Jawab :
Tumbuhan lebih baik ditempatkan ditempat yang terang karena agar tidak mengalami etiolasi.

4.      Jelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman!
Jawab :
Tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyaknya cahaya yang di butuhkan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormon pertumbuhan). Hal ini dapat kita lihat pada tumbuhan yang berada ditempat gelap akan lebih cepat





1 komentar: